Sopir angkot mogok sebab cuitan Emil di Medsos yang bolehkan taksi online beroperasi

user
Mohammad Taufik 20 Oktober 2017, 18:33 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Sebagian besar sopir angkutan kota (angkot) di Terminal Cicaheum Bandung memutuskan untuk mogok beroperasi pada Kamis (19/10) kemarin. Para sopir angkot ini memilih tidak beroperasi lantaran postingan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di media sosial yang membolehkan angkutan online tetap beroperasi.

Seperti diketahui, dalam akun Instagramnya pada Selasa (17/10), dalam satu postingannya Ridwan Kamil tidak melarang angkutan online dan membolehkan untuk tetap beroperasi di Kota Bandung

"Angkutan Online di Bandung tidak dilarang dan silakan tetap beroperasi," kata Ridwan Kamil dalam akun Instagramnya.

Pria yang akrab disapa Emil ini justru mempertanyakan balik kepada para sopir angkot letak kesalahan dirinya yang dinilai tidak berpihak karena unggahan tersebut. Emil beralasan, mempersilakan angkutan online tetap beroperasi karena hasil konsultasi denga Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub.

"Ya memang ada yang keliru enggak dari postingan Saya? Saya menyatakan tidak dilarang, karena hasil konsultasi saya dengan dirjen (Perhubungan Darat). Dirjen menyatakan tidak boleh ada pelarangan. Sambil peraturannya diupdate, operasional jangan berhenti karena melayani masyarakat. Jadi apanya yang keberatan," ujar Emil kepada wartawan di Pendopo Kota Bandung, Jumat (20/10).

Emil mengungkapkan, jika tidak mengunggah pernyataan di media sosial untuk tetap membolehkan angkutan online beroperasi, dirinya mengaku akan dibully oleh warga yang menjadi pengguna jasa angkutan online.

"Kalau Saya tidak melakukan posting (di Instagram), Saya dibully oleh ribuan warga yang menganggap pelarangan itu disetujui oleh Saya. Jadi mudaratnya lebih banyak. Kalau yang pertama Saya dibully sopir taksi, kalau Saya enggak posting saya dibully ribuan warga yang jadi jasa pengguna online. Di sinilah contoh kepemimpinan sering dipertaruhkan," ucapnya.

Untuk itu dia meminta kepada para sopir angkot yang merasa tidak puas untuk mengedepankan cara-cara yang baik, yakni lewat dialog, bukan dengan cara-cara yang merugikan warga.

"Setiap keputusan dari seorang pemimpin tidak akan memuaskan semua pihak. Jadi semua saya terima mari komunikasi. Kalau merasa tidak adil gugat ke pengadilan," ujarnya.

Angkutan umum diminta tingkatkan pelayanan

Wakil Wali Kota Bandung Oded M Danial meminta para awak angkutan konvensional dan angkutan kota untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat agar bisa bersaing dengan angkutan online. Hal ini disampaikan Oded setelah Kementerian Perhubungan mengeluarkan rancangan revisi Permenhub Nomor 26 Tahun 2017 yang mengatur tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek alias taksi online pada Kamis (19/10) kemarin.

"Jadi kalau bicara tentang persaingan transportasi siapapun baik online maupun konvensional, Saya berharap pelaku transportasi bisa menghadirkan pelayanan yang mudah, ringan, murah dan pelayanan yang maksimal," ujar Oded kepada wartawan di kampus Unpad, Jalan Dipati Ukur.

Oded menyebut, dengan telah dikeluarkan rancangan revisi Permenhub Nomor 26 Tahun 2017 yang akan mulai diimplementasikan pada 1 November 2017 mendatang, masing-masing pihak baik transportasi online maupun konvensional dapat menerima dan mematuhi aturan tersebut.

"Tentu kita berharap gonjang-ganjing, unjuk rasa tentang transportasi online mudah-mudahan cepat selesai, ketika Permenhub sudah selesai. Karena di situ kuncinya," katanya.

Oded pun menginstruksikan kepada Dinas Perhubungan untuk melakukan pembinaan kepada awak angkot dan transportasi konvensional lainnya. Sehingga dapat bersaing secara sehat dengan transportasi online.

"Karena kalau enggak bisa menghadirkan itu Saya yakin tidak bisa bersaing. Termasuk konvensional seyogyanya mempersiapkan diri berkompetisi dengan memberikan pelayanan maksimal kepada penumpang. Dishub memang tupoksinya harus ada pembinaan kepada semua pihak-pihak pelaku transportasi di Kota Bandung," katanya.

Kredit

Bagikan