Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Bandung.merdeka.com - Tepat 10 hari sejak penembakan Rina Wulandari terjadi, sang suami sekaligus otak dari peristiwa tersebut, Kopda Muslimin ditemukan tewas di rumah orang tua di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (28/7). Rina ditembak oleh komplotan bayaran suruhan sang suami.
Setelah kejadian penembakan, Kopda Muslimin tidak diketahui keberadaannya. Dia melarikan diri dan menjadi buruan TNI maupun Polri.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Tengah (Jateng) Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, motif Muslimin diduga merencanakan penembakan tersebut karena memiliki pacar. Sedangkan motif kelima tersangka adalah tergiur upah yang dijanjikan Muslimin.
"Ini kasus yang sangat menarik yang perlu adanya quick response penanganannya, karena menyangkut keluarga besar Persit. Karena itu kita membentuk tim gabungan antara Polda Jateng dengan Kodam IV Diponegoro, yang tidak lama bisa kita ungkap dengan metode scientific crime investigation maupun manual, tentu modus operandi yang dilakukan adalah penembakan dengan senjata api," kata Luthfi di Semarang, Senin (25/7).
Dari pengungkapan kasus ini, polisi berhasil mengamankan lima tersangka. Sugiono alias Babi dan Ponco Aji Nugroho. Keduanya satu tim sebagai eksekutor. Kemudian Supriono dan Agus Santoso yang bertugas sebagai tim pengawas. Tim eksekutor menggunakan sepeda motor Ninja. Sedangkan tim pengawas menggunakan Honda Beat.
"Kita juga ungkap penyedia senjata api, yaitu saudara Dwi Sulistiono di mana H-3 sebelum pelaksanaan kejadian, yang bersangkutan telah terjadi transaksi senjata api rakitan yang disinyalir, dengan nilai Rp3 juta," terangnya.