Mahasiswi cantik ini yakin masa depan penari tidaklah suram

user
Mohammad Taufik 27 Maret 2016, 15:32 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Bagi beberapa pihak, profesi penari dipandang suram dan tidak memiliki masa depan yang jelas. Menghadapi pandangan miring itu, sebagai mahasiswi jurusan seni tari, Anis Harliani, tidak khawatir dengan masa depannya.

Mahasiswi jurusan seni tari semester VI Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung ini yakin seni tari punya masa depan. Contohnya, mahasiswa lulusan seni tari selain bisa menjadi penari profesional juga bisa membuka sanggar tari.

"Saya sendiri nanti ingin membuka sanggar tari," kata Anis saat ditemui di sela acara Bandung Ayo Menari terkait ulang tahun jurusan seni tari ISBI Bandung yang ke-48 di Car Free Day Dago , Minggu (27/3).

Anis merupakan salah satu penari yang menari di acara 'Bandung Ayo Menari'. Menurut dia respons masyarakat cukup baik, ada yang menanyakan jenis tarian yang disajikan, ada juga yang meminta foto bareng.

"Senang sekali saya bisa ikut turun ke jalan sekaligus mengenalkan tarian dan promosikan kampus," katanya.

Ia bercerita, memasuki dunia tari berawal dari hobi sejak kecil. Dari situ ia melanjutkan sekolah di SMKN 10 Bandung, juga mengambil jurusan tari. Setelah itu, ia kuliah di ISBI Bandung.

Dia mengaku punya orangtua yang mengerti hobinya. Di saat banyak orangtua yang tidak menyetujui anaknya menari, orangtua Anis justru mendukungnya.

Terkait ulang tahun jurusan tari di kampusnya, ia berharap seni tari khususnya di Bandung makin berkembang, kualitas pengajaran makin ditingkatkan dan makin banyak mahasiswa menekuni jurusan tari. Lalu tidak kalah pentingnya, tumbuhnya apresiasi dari masyarakat.

Menurut dia, perkembangan dunia tari saat ini mulai tampak membaik. Di kampusnya, ada program menari di luar negeri untuk mahasiswa semester atas.

"Ke depan saya juga akan ke luar negeri. Untuk saat ini harus terus belajar, latihan fisik dan mental, dan terus mencari inspirasi," katanya.

Sementara Rektor ISBI Bandung Een Herdiani mengakui banyak orangtua yang menyekolahkan anaknya menari. Masa depan penari dipandang kurang menjanjikan.

Tetapi, kata dia, profesi apapun membutuhkan kreativitas. "Kalau kreatif, penari justru bisa membuat lapangan kerja dan mengembangkan karyanya lebih baik lagi, misalnya lewat sanggar," katanya.

Dengan membuka sanggar tari, lanjut Een, dia tidak tergantung pada lapangan kerja. Di sisi lain, ISBI Bandung juga terus meningkatkan kualitas pendidikannya sehingga lulusannya bisa menjadi guru tari. "Saat ini jumlah guru tari maupun karya tulis tentang tari masih kurang," ujarnya.

Kredit

Bagikan