Peringati Hari Tari Sedunia, penari Bandung akan menari di TPU
Bandung.merdeka.com - Sebanyak 200 penari muda Bandung akan merayakan Hari Tari Sedunia (World Dance Day) 2016. Sejumlah tarian tradisional, modern dan kontemporer akan dipamerakan di acara bertajuk “Friendship & Brotherhood” acara tersebut digelar komunitas seni Bandung, yakni Kelompok Anak Rakyat (Lokra) akan disenggarakan akhir pekan ini, Jumat dan Sabtu.
Menurut Ketua Lokra, Gatot Gunawan Hari Tari Sedunia diprakarsai International Dance Council (IDC) yang didirikan Unesco. IDC merupakan organisasi internasional non profit yang memayungi berbagai bentuk tari di seluruh dunia. ICD yang bermarkas di Paris, Prancis mencetuskan Hari Tari Sedunia diperingati tiap 29 April.
“Untuk menyambut Hari Tari Sedunia ini kita sudah mengundang 19 komunitas, sanggar, sekolah dan ada 9 koreografer. Total ada 33 karya yang akan diperankan dan melibatkan 200 penari,” kata Gatot, kepada Merdeka Bandung, Jumat (29/4).
Peringatan Hari Tari Sedunia di Bandung “Friendship & Brotherhood” terbagi dalam dua hari. Acara digelar di beberapa titik, yakni Gedung Indonesia Menggugat, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Asia Afrika, dan TPU Sirnaraga di makam tokoh tari Jawa Barat, Cece Soemantri.
Gatot menjelaskan, Cece Soemantri adalah tokoh tari Sunda yang karya seninya banyak dipentaskan di acara kenegaraan di masa lalu sebagai media hubungan antar budaya. Karya-karya Cece sangat disukai Presiden Pertama RI, Soekarno.
“Jadi kita akan ziarah ke malam Pak Cece sebagai opening night. Acara penutupan juga akan menyalakan lilin untuk almarhum di GIM,” jelas pria 25 tahun itu.
Saat ziarah tersebut tari karya Cece yang akan dipentas antara lain tari merak, tari kupu-kupu, tari kandagan, dan lainnya. Cece sendiri diperkirakan menciptakan 40 tarian yang kondisinya saat ini hampir punah.
Ini merupakan perayaan Hari Tari Sedunia yang ketiga bagi Lokra. Gatot berharap ke depan makin banyak lagi penari di Bandung yang merayakan event spesial bagi kesenian tari.
“Harus ada institusi yang rutin menggelar acara tiap Hari Tari Sedunia, entah itu oleh pemerintah daerah maupun oleh kampus. Kalau di Solo kan eventnya selalu meriah karena difasilitasi institusi, masa di Bandung sepi-sepi saja,” katanya.
Menurutnya, seni tari merupakan produk budaya yang penting bagi suatu generasi. Tradisi tari sudah lama mengakar di berbagai daerah di Indonesia, melalui tarian nilai-nilai diwariskan. Namun saat ini banyak tari tradisional yang mulai punah karena ditinggalkan generasi penerus.
“Dengan acara ini kita berhadap generasi saat ini punya rasa memiliki terhadap tarian. Tari bukan hanya media hiburan yang profan tapi juga sebagai ritual. Dulu nenek moyang kita selalu menjalankan ritual dengan tarian,” katanya.
Ia menambahkan, ketika tari mulai tergerus zaman dikhawatirkan generasi muda kehilangan nilai-nilai tradisi atau identitas.