Observatorium Bosscha jadi pilihan masyarakat melihat fenomena gerhana
Bandung.merdeka.com - Observatorim Bossca menjadi salah satu tempat untuk menyaksikan fenomena Gerhana Matahari di wilayah Bandung. Dari pengamatan peneliti di Observatorium Bosscha, fenomena Gerhana Matahari mencapai puncaknya pada pukul 07.21 WIB.
Staf Peneliti Observatorium Bossca Evan Irawan Akbar mengatakan Gerhana Matahari di wilayah Bandung terjadi parsial (sebagian), tidak total. Gerhana matahari terjadi pada pukul 6.20 WIB hingga 8.20 WIB dengan titik puncaknya terjadi pada pukul 07.20 WIB.
"Di Bandung ini Gerhana Matahari parsial, jadi tidak total. Jadi tadi kita lihat bentuknya kayak bulan sabit. Cahaya matahari pelan-pelan tertutup oleh bulan dan lama-lama menjadi sabit," ujar Evan kepada Merdeka Bandung saat ditemui di lokasi.
Menurut Evan, proses pegamatan didukung dengan kondisi cuaca yang cerah. Sehingga para peneliti dapat menyaksikan langsung fenomena Gerhana Matahari Parsial.
"Tadi kita sempat khawatir ada awan. Namun proses gerhana teramati dengan baik. Ini momen terbaik gerhana matahari parsial," kata Evan.
Pihak Bossca sendiri lanjut Evan menyiapkan tiga teleskop reflector dan 100 kacamata matahari yang disediakan bagi masyarakat yang ingin menyaksikan fenomena alam tersebut.
"Awalnya kita sediakan 100 kacamata bagi masyarakat yang ingin menyaksikan. Kita pinjamkan itu kepada masyatakat dan dan itu free (gratis). Rupanya antusiasme masyatakat sangat tinggi sekali,"katanya.
Evan menambahkan, pihaknya sengaja menyediakan alat bagi masyaralat yang ingin menyaksikan, sebagai bagian edukasi kepada masyatakat.
"Kita juga ingin sharing pengalaman dengan masyarakat, bahwa fenomena ini tidak hanya dilihat oleh peneliti astronomi saja. Ini juga sekaligus sebagai edukasi kepada masyaakat apalai ini momen langka," pungkasnya.
Pada kesempatan ini ada lebih dari 5000 pengunjung yang datang.
Menurut Evan, membludaknya jumlah pengunjung yang datang berada diluar perkiraan. Semula pihaknya memprediksi jumlah pengunjung sekitar 3000 orang, namun ternyata membludak lebih dari 5000 orang.
Menurut Evan membludaknya jumlah pengunjung disebabkan tingginya animo masyarakat yang ingin mengaksikan fenomena alam tersebut. Terlebih lagi pengunjung yang datang tidak hanya dari wilayah Bandung saja, tetapi dari sejumlah daerah di Indonesia.
Pihak Bosscha sendiri lanjut Evan mengaku kewalahan dengan membludaknya jumlah pengunjung. Kacamata Matahari yang awalnya disediakan hanya 100 ternyata tidak cukup.
"Kita terkendala di alat dan instrumen. Kacamata matahari yang kita sediakan 100 untuk pengunjung aecara gratis ternyata tidak cukup. 400 kacamata yang disediakan di toko souvenir juga habis," ucap Evan.
Namun demikian, Evan mengaku puas dengan tingginya animo pengunjung yang datang.
"Tentu sangat puas. Bisa kita lihat pengunjung yang datang sangat antusias melihat fenomena langka tersebut," ujar dia.