Petugas KPPS yang Meninggal Dunia di Jawa Barat Bertambah

Komisioner KPU Jawa Barat Reza Alwan
Bandung.merdeka.com - Jumlah petugas KPPS yang meninggal dunia dalam menjalankan tugas penyelenggaraan Pemilu 2019 kembali bertambah. Komisi Pemilihan Umum Jawa Barar mencatat ada 31 orang petugas KPPS yang meninggal dunia.
Hal itu diungkapkan Komisioner KPU Jawa Barat Reza Alwan saat menjadi pembicara dalam ekspose hasil pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan Pemilu 2019 oleh Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) di Jalan Bahureksa, Kota Bandung, Selasa (23/4).
"Jumlahnya sampai siang ini ada 31 orang gugur dalam tugas dan 19 orang dirawat di rumah sakit," kata Reza.
Reza mengungkapkan, banyaknya petugas yang meninggal dunia sebagian besar karena kelelahan. Apalagi proses penyelenggaraan Pemilu digelar dari pagi hingga proses penghitungan suara yang selesai keesokan harinya.
"Kami tiap hari membuka WA ( Whats App), ada informasi dari kabupaten kota yang mengabarkan ada yang meninggal dunia. Kami berharap cukup, jangan ada lagi petugas yang berguguran," ucapnya.
Menyikapi hal itu, pihak KPU Jawa Barat dan pemerintah provinsi berkomitmen akan memberikan santunan bagi petugas KPPS yang meninggal. Apalagi Gubernur Jawa Barat merespon dengan baik usulan pemberian santunan.
"Saya dapatkan informasinya, Pemprov akan berikan santunan Rp 50 juta perorang baik untuk petugas KPPS atau ada juga polisi yang gugur," ucapnya.
Sementara itu, Direktur DEEP Yusfitriadi menyebut jika pelaksanaan Pemilu 2019 ini harus benar-benar dievaluasi. Sebab dari pengamatannya, banyak sekali persoalan yang terjadi di lapangan.
"Saya pikir perlu evaluasi komprehensif tidak hanya internal penyelenggara tapi juga pemegang kebijakan legistlatif dan pemerintah," kata Yusfitriadi.
Salah satu persoalan yang terjadi di lapangan yakni persoalan logistik seperti kekurangan kertas suara, kekurangan C1, surat suara tertukar dan sebagainya.
Yusfitriadi meminta kepada KPU Jawa Barat untuk segera menginventarisasi dan memetakan permasalahan yang terjadi. Hal ini sebagai bentuk evaluasi yang akan disampaikan kepada KPU RI.
"Kami juga meminta KPU Jawa Barat untuk terbuka atas berbagai masalah yang terjadi kepada publik sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas terhadap publik serta memberikan kejelasan informasi yang utuh kepada publik atas berbagai opini yang berkembang. Karena pelaksanaan Pemilu 2019 ini begitu kompleks," katanya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak