Beri sanksi aksi 'Save Rohingya', Emil nilai PSSI terlalu kaku

user
Farah Fuadona 20 September 2017, 14:12 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menilai PSSI terlalu kaku dalam menilai aksi 'Save Rohingya' yang dilakukan Bobotoh beberapa waktu lalu. Pria yang akrab disapa Emil ini pun menyayangkan sanksi yang dikeluarkan Komisi Disiplin PSSI bagi Persib Bandung atas aksi tersebut.

"PSSI juga jangan terlalu kaku. Bedakan antara pesan politik dengan pesan kemanusiaan menurut saya itu," ujar Emil kepada wartawan di Pendopo Kota Bandung, Rabu (20/9).

Emil menilai PSSI kurang bijak dengan menafsirkannya aksi sebagai pesan politik. Dia mengatakan aksi Bobotoh mendukung Rohingya adalah membawa pesan kemanusiaan atas tragedi pada etnis Rohingya di Myanmar.

"Kalau pesan politik kan jelas ada keberpihakan partai. Ini kan jelaas karena ada krisis kemanusiaan,banyak orang potensi meninggal dunia dan lain-lain sehingga mengakibatkan itu," kata Emil.

Menurutnya PSSI harus mengkaji hukuman tersebut dengan lebih bijak. Apalagi keputusan ini dikritisi banyak pihak karena dianggap tidak sesuai.

Dia mengatakan hukuman yang diberikan jangan justru menjadi bumerang bagi PSSI. "Saya kira lain kali (PSSI) harus lebih bijak lebih sensitif. Sehingga citra PSSI tidak menjadi buruk karena seolah-olah tidak punya rasa kemanusiaan," ungkapnya.

Emil pun mengapresiasi pengumpulan koin yang digagas Bobotoh untuk membayar denda yang diberikan PSSI sebesar Rp 50 juta. Bobotoh berhasil mengumpulkan bahkan melebihi target pembayatan denda.

"Saya uda bilang kalau yang namanya kekompakan warga Bandung, kekompakan Bobotoh jangan diragukan. jadi 50 juta masih terkejar. Itupun dengan koin yang lebih ribet. Kalau tidak dengan koin lebih mudah lagi," pungkasnya

Kredit

Bagikan