Peduli Rohingya, Pemerintah Jabar gelar aksi jalan kaki

user
Farah Fuadona 20 September 2017, 09:30 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Pemerintah Jawa Barat menggelar aksi kepedulian terhadap warga muslim Rohingya di Myanmar. Aksi tersebut dimulai dengan jalan kaki dari Pusdai menuju Gedung Sate, Senin (18/9).

"Gerakan Jawa Barat Peduli ini merupakan seruan kepada dunia internasional bahwa kita harus bersama-sama meringankan beban warga Rohingya yang ditindas. Mereka kehilangan hak-haknya sebagai warga negara, bahkan sebagai manusia. Oleh karena itu, bantuan harus diberikan dalam berbagai aspek,” jelas Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan dari siaan berita yang diterima Merdeka Bandung, Selasa (19/9).

Penyerahan dana Jawa Barat Peduli Rohingya diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan kepada Rumah Zakat sebagai pengelola. Serah terima tersebut berlangsung di Masjid Al Muttaqin, Gedung Sate.

“Pemerintah Provinsi dan Baznas Jawa Barat menggandeng Rumah Zakat dalam realisasi program Jabar Peduli Rohingya ini. Kolaborasi dan aliansi kemanusiaan ini penting untuk bisa digarap dalam jangka panjang. Dimulai dari Jawa Barat, Indonesia, dan dunia. Harapannya, tragedi kemanusiaan ini bisa segera dihentikan,” jelas dia.

Rumah Zakat sebagai inisiator dan Komite Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM) menjadi mitra utama Kementerian Luar Negeri dalam menyelesaikan konflik Myanmar.

Aliansi tersebut dibentuk agar dalam program pelaksanaannya bisa berkelanjutan, minimal untuk dua tahun ke depan. Tidak hanya di Myanmar, program tersebut juga akan dilaksanakan di Bangladesh.

“Rumah Zakat telah melaksanakan program asistensi untuk warga Rohingya sejak tahun 2015. September 2017 ini saja, tim kemanusiaan Rumah Zakat telah merealisasikan distribusi program langsung bagi para pengungsi Rohingya di Sittwe-Myanmar dan Cox’s Bazar-Bangladesh,” papar Noor Yahya, Chief Program Officer Rumah Zakat.

Rumah Zakat kembali mengirimkan tim kemanusiaannya ke wilayah perbatasan Bangladesh dan Myanmar mulai pekan ini (17/09). Tim dan bantuan akan dikirimkan bertahap, maksimal per dua pekan. Hal tersebut bertujuan agar ritme tim dan jumlah bantuan bisa disesuaikan dengan kondisi terkini di lapangan,” ujar Noor Yahya.

Kredit

Bagikan