Sinar matahari bisa menjadi filter air siap minum

Solar Still Desalinator Mandiri
Bandung.merdeka.com - Lembaga Pengembangan Inovasi Dan Kewirausahaan (LPIK) Institut Teknologi Bandung (ITB) menggembangkan alat filter air dengan tenaga matahari. Alat bernama Solat Still Desalinator Mandiri khusus dibuat untuk masyarakat pantai yang terkendala akses air bersih.
Solar Still Desalinator Mandiri dibuat peneliti Suprihanto Notodarmojo dan Qomarudin Helmy dari Kelompok Keahlian Rekayasa Air dan Limbah Cair ITB. Penelitian ini juga untuk mengatasi harga filter air komersil yang mahal dan tingginya harga air minum kemasan.
Pembina Unit Usaha Kecil LPIK ITB, Zuhfi Alkasim mengatakan Solar Still Desalinator Mandiri dibuat dengan dana Hibah Riset Inovasi ITB 2015.
“Inovasi ini dibuat terutama untuk masyarakat yang kesulitan air minum di wilayah pesisir, warga pulau terisolasi/terluar, dan warga di wilayah dengan keterbatasan infrastruktur air bersih,” terang Zuhfi kepada Merdeka Bandung.
Keunggulan Desalinator adalah tidak memerlukan energi listrik, mudah dirakit sendiri serta diperbanyak secara mandiri, tidak ada ketergantungan spare part, dan perawatan mudah dan sederhana.
“Karena riset Desalinator ini dibiayai negara, maka nanti modelnya bisa ditiru dan dirakit masyarakat,” kata Zuhfi.
Fungsi Desalinator terutama untuk menyuling air laut menjadi air tawar. Komponen Desalinator terdiri dari plastik mika atau kaca, alumunium, kayu triplek dan alat isolasi.
Bahan-bahan tersebut dirakit menyerupai kotak persegi panjang. Di bagian atas dan bawah kotak dipasang selang sebagai tempat masuk dan keluar air.
Cara kerjanya, air laut dimasukkan ke selang bagian atas. Sinar matahari akan memanasi permukaan plastik atau kaca. Air yang disuling akan menguap menempel di plastik atau kaca. Lama-lama uap air akan turun ke selang.
“Hasilnya adalah uap atau embun. Uap tersebut langsung menjadi air tawar, bisa langsung diminum,” katanya.
Desalinator berukuran sekitar 50 centimeter x 1,5 meter itu berkapasitas tiga sampai lima liter per hari. Hasil tersebut tergantung teriknya sinar matahari. “Makin terik matahari makin bagus untuk Desalinator ini,” jelasnya.
Rencananya, Desalinator akan ditawarkan ke pemerintah daerah untuk diperbanyak sehingga masyarakat mudah mengaksesnya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak