Ini penjelasan kenapa kita mengelus dada saat sedih atau kecewa

user
Mohammad Taufik 28 Januari 2016, 12:12 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Anda tentu pernah mendengar istilah patah hati, sakit hati, perut mual, atau semacamnya untuk mengekspresikan orang sedang sedih dan emosional. Istilah-istilah tersebut rupanya bukan sekadar metafora untuk menggambarkan pengalaman seseorang secara fisik maupun emosional.

Robert Emery dan Jim Coan, Profesor Psikologi dari Universitas Virginia, seperti dikutip dari www.scientificamerican.com, menjelaskan ketika seseorang mengalami sakit hati, itu berarti tubuh sedang mengalami stres dan gangguan emosional.

Sensasi stres tersebut dirangsang oleh otot yang menegang pada dada, peningkatan denyut jantung, aktivitas lambung yang tidak normal dan sesak napas. Bahkan, gangguan emosional dan rasa sakit pada fisik sama-sama melibatkan otak, hal itu menunjukkan bahwa keduanya terhubung erat.

Tapi bagaimana emosi bisa memicu gangguan fisik? Sampai saat ini para ilmuwan belum tahu. Namun penelitian baru-baru ini menemukan adanya jalur hubungan bahwa nyeri tubuh dipengaruhi oleh pikiran.

Seperti dijelaskan dalam sebuah study yang dilakukan ilmuan dari Universitas Arizona dan Universitas Maryland pada 2009 silam. Mereka menyebutkan aktivitas di daerah otak yang mengatur reaksi emosional, yakni anterior cingulate cortex, bisa membantu menjelaskan bagaimana gangguan emosional dapat memicu kaskade biologis.

Saat menerima rangsangan menegangkan, anterior cingulate cortex tadi menanggapinya dengan meningkatkan aktivitas saraf vagus yang dimulai di batang otak dan terhubung ke leher, dada dan perut. Ketika saraf vagus terlalu bersemangat menerima rangsangan tadi, hal itu dapat menyebabkan rasa sakit pada jantung, otot dada dan mual pada perut.

Namun pendapat lain, dada sesak terjadi karena manusia rata-rata memiliki amygdala pada otak yang menjadi pusat emosi. Sehingga ketika manusia mengalami rasa atau perasaan yang tidak enak, maka amygdala ini akan bekerja dan salah satunya memicu detak jantung semakin cepat.

Paul Sanberg, Direktur University of South Florida Center of Excellence for Aging and Brain Repair, menjelaskan amygdala adalah bagian 'lama' dari otak, yang berarti bahwa amygdala merupakan bagian inti dari otak berbagai macam spesies yang berbeda.

"Amygdala juga mempunyai peran terhadap adanya rasa takut, emosi, dan bahkan kejang yang dimiliki manusia." ujarnya. Nah, amydala ini kemudian memengaruhi denyut jantung sehingga semakin cepat.

Nah, sekarang jelas kan kenapa saat Anda sakit hati, sedih, kecewa dan marah bisa menyebabkan dada menjadi tegang. Dan saat dada tegang itulah rata-rata orang kemudian 'mengelus dada' biar kembali tenang.

(Diolah dari berbagai sumber)

Kredit

Bagikan