Bosscha, tokoh Belanda yang menjadi 'cikal bakal' Bandung baheula

Monumen Bosscha
Bandung.merdeka.com - Observatorium Bosscha yang berdiri di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, menjadi ikon sains bagi Indonesia. Keberadaan observatorium yang sudah menjadi cagar budaya ini tidak lepas dari jasa Karel Albert Rudolf Bosscha yang namanya diabadikan sebagai nama observatorium.
Karel Albert Rudolf Bosscha adalah pengusaha kelahiran Den Haag, Belanda (1865-1928). Pada 1923 ia dan rekannya membangun observatorium tersebut. Kini fungsi observatorium masih bisa dirasakan, terutama saat ada momen penting seperti gerhana matahari total 9 Maret nanti.
Saat mendirikan observatorium, Bosscha memasang teleskop Zeiss, yakni teleskop raksasa yang tercanggih dimasanya. Teleskop yang dinaungi bangunan berkubah ini didatangkan langsung dari perusahaan optik ternama Jerman, Carl Zeiss Zena.
Untuk membangun pusat astronomi, Bosscha membentuk Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Di mana Bosscha menjadi penyandang dana utamanya.
Tokoh lain yang tergabung dalam NISV antara lain pengusaha dari Italia. Yang membuka perusahaan susu di Baroe Adjak, Lembang, yaitu Ursone bersaudara. Ursone bersaudara menyumbangkan sebidang tanahnya untuk pembangunan observatorium.
Dalam buku Wajah Bandoeng Tempoe Doeleo yang ditulis Haryoto Kunto (PT Granesia, 1985). Disebutkan Bosscha sebagai preangerplanter, yakni orang yang turut membangun Bandung. Dengan kata lain, jasa Bosscha tidak hanya membangun observatorium saja.
Bosscha merupakan pengusaha teh yang menjadi Pemilik Onderneming Teh Malabar di Pangalengan. Ia juga memiliki minat sangat besar terhadap ilmu pengetahuan. Berbeda dengan saudara sebangsanya yang menjajah nusantara, Bosscha diakui kedermawanannya.
“(Bosscha) sebagai Warga Teladan Bandung tempo dulu,” tulis Haryoto.
Selain membangun observatorium, tulis Haryoto, Bosscha bersama keluarga Kerkhoven. Dikenal oleh warga kota Bandung sebagai donator berdirinya Techniche Hoogeschool yang kini dikenal sebagai Institut Teknologi Bandung. Sekaligus menjadi perguruan tinggi teknik tertua di Indonesia.
“Peneropongan Bintang di Lembang merupakan saksi abadi yang menunjukkan betapa besar sumbangan mereka terhadap pengembangan ilmu pengetahuan,” tulis Haryoto.
Perjalanan sejarah kemudian menetapkan Observatorium Bosscha sebagai lembaga penelitian dan pendidikan di bawah ITB hingga kini. Hasil-hasil penelitian di Observatorium Bosscha juga diakui dunia, khususnya bidang astronomi.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak