Teliti naskah kuno Sunda, Unpad kerja sama dengan kampus dari Perancis

Ilustrasi naskah kuno dari daun lontar
Bandung.merdeka.com - Universitas Padjadjaran (Unpad) bekerja sama dengan Université de La Rochelle, Perancis meneliti naskah-naskah Sunda kuno. Kerja sama tersebut direalisasikan dengan adanya sebuah penelitian yang dinamakan Ancient Manuscript Digitization and Indexation (AMADI).
Direktur Tata Kelola & Komunikasi Publik, Soni Akhmad Nulhaqim, mengatakan kerja sama dengan kampus dari Perancis tersebut dilakukan Program Studi (Prodi) Sastra Sunda Fakultas Ilmu Budaya dan Prodi Teknik Informatika Unpad.
“Salah satu bentuk kerja sama adalah menggelar seminar tentang digitalisasi dan indeksasi naskah Sunda kuno,” kata Soni Akhmad Nulhaqim, melalui rilis yang diterima Merdeka Bandung, Selasa (17/5).
Seminar, kata dia, dilakukan hari ini di Bale Sawala, Gedung Rektorat Kampus Unpad Jatinangor sejak pukul 09.00–12.00 WIB.
“Hasil dari proses digitalisasi, indeksasi, kegiatan penelitian dan upaya pelestarian lontar Sunda akan disampaikan pada acara seminar tersebut,” tambahnya.
Narasumber seminar antara lain Dr. Undang Ahmad Darsa (Ketua Prodi S-1 Sastra Sunda), Erick Paulus (Ketua lab RAID Prodi Informatika) dan Prof. Jean-Christophe Burie (Ketua Lab L3i University of La Rochelle, Perancis).
“Kegiatan Seminar Unpad ini mengundang seluruh jajaran dosen dan mahasiswa dari Teknik Informatika dan Sastra Sunda Unpad khususnya dan umunya bagi pakar lain yang bergerak baik dalam bidang teknik informatika maupun kebahasaan,” ujar Soni.
Manuskrip kuno dapat dikategorikan sebagai dokumen penting bernilai tinggi yang mengandung berbagai data dan informasi penting seperti cara bercocok tanam, teknik pengobatan dan sebagainya. Selain itu, manuskrip kuno bisa menjadi ciri dan bukti kecerdasan intelektual dari sebuah bangsa.
Saat ini, manuskrip sunda kuno terutama yang dituliskan pada lontar merupakan salah satu sastra kuno yang terancam punah karena banyak faktor, antara lain tidak banyak yang bisa membaca naskah sunda kuno, rusak termakan usia, serta sudah berhentinya penulisan naskah menggunakan tulisan Sunda kuno.
Faktor-faktor tersebut memungkinkan hilangnya informasi yang terkandung dalam manuskrip tersebut. Perlu upaya nyata, sungguh-sungguh, dan berkesinambungan untuk melestarikan budaya bangsa ini.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak