Menengok kursi 'keramat' konferensi Asia-Afrika di Bandung
Bandung.merdeka.com - Memasuki Museum Konperensi Asia–Afrika seperti menelusuri masa lalu, masa ketika Bandung menjadi pusat perhatian dunia lewat perhelatan Konperensi Asia-Afrika tahun 1955.
Di museum ini sejumlah peninggakan konferensi legendaris itu dipajang. Antara lain kursi rotan yang dipakai tuan rumah untuk menyambut para delegasi.
Kursi rotan yang terdiri dari enam dudukan itu dipajang di bagian dalam museum. Meski sudah jadul, tampilannya masih kuat. Kursi ini terdiri dari tiga buah kursi tunggal, satu kursi panjang berisi tiga dudukan, dan satu buah meja lengkap dengan taplaknya.
Di atas meja terdapat asbak rokok, sepertinya banyak delegasi yang merokok di gedung konferensi kala itu. Di samping asbak terdapat keterangan: “Meja dan kursi rodan yang digunakan pada saat Konferensi 1955.”
Warna rotan kursi itu sudah mengkilap, sedangkan kain warna krem dan coklat motif bunga tampak usang.
Foto besar yang menampilkan Perdana Menteri RI Ali Sastroamijoyo menjadi background kursi dan meja rotan tersebut. Foto tersebut ditempel di dinding museum. PM Ali tampak duduk di kursi rotan yang kini menjadi saksi bisu KAA.
Tak jauh dari kursi rotan itu, terdapat barang antik lainnya seperti mesin tik yang dipakai wartawan yang meliput KAA. Mesin tik tersebut menunjukkan betapa manualnya kerja wartawan masa itu.
Ada juga sebuah kamera foto klasik yang juga dipakai wartawan foto untuk mengabadikan perhelatan bersejarah itu.