Suka duka di balik volunteer PON XIX 2016 Jabar

user
Farah Fuadona 29 September 2016, 12:49 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX 2016 Jawa Barat memang sudah usai. Namun cerita dibelakangnya masih begitu menarik untuk diulik. Bukan soal atlet, pelatih ataupun official. Namun cerita di balik volunteer dari Etalage 2016 yang rupanya menghadirkan banyak kesan baik maupun buruk.
 
Adalah Risky Andri Kurniawan, lelaki asal Pangalengan berusia 28 tahun itu, rela melewati perjalanan jauh setiap harinya dari rumah menuju Kawasan Terpadu Trans Studio Bandung. Risky harus menempuh waktu dua jam dari rumah ke lokasi yang menjadi tempat berkumpul bersama volunteer lainnya.
 
Berkumpul setiap harinya pukul 08.00 WIB dan kembali ke rumah pada malam hari, sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh Risky selama dua minggu belakangan. Tak ada sedikitpun keluh kesah yang dilontarkan Risky. Ia mengaku bangga bisa menjadi bagian dari gelaran PON XIX 2016 Jawa Barat.
 
“Jangan ngomong soal capek, saya menjalani semuanya dengan menyenangkan. Jadi enggak masalah dengan banyaknya tugas yang saya emban selama menjadi volunteer ini. Seru, banyak pengalaman yang saya dapatkan,” ujar Risky kepada Merdeka Bandung, Kamis (29/9).
 
Bicara soal pengalaman menyenangkan, tentu banyak sekali yang dilewati oleh Risky. Namun tak sekali dua kali pengalaman yang membuatnya harus mengelus dada harus dilewati. Sebagai koordinator shuttle bus gratis Lala dan Lili sekaligus tour leader dalam bus tersebut, ia mendapat teguran dari penumpang.
 
“Biasalah banyak yang ngeluh macet sehingga membuat perjalanan lama dan sebagainya. Cuma ya saya bisa apa karena itu kan bukan kehendak saya ingin macet. Saya terima saja kalau ada yang ngomel, anggap saja keseruan selama PON. Enggak pernah dimasukan ke hati,” ujarnya.
 
Hal senada juga diungkapkan oleh Ahmad Maulana Yusuf. Salah satu volunteer paling muda ini megaku bisa menjadi bagian dalam kesuksesan PON XIX 2016 Jawa Barat merupakan kebanggan sekaligus pengalaman berharga yang tak akan pernah ia lupakan.
 
“Memang tertarik, saat ada pembukaan pendaftaran volunteer saya langsung semangat. Bisa terlibat dalam kegiatan ini keren banget. Harus menjalani tugas dari jam 08.00 WIB hingga 19.00 WIB. Capek sih pasti tapi karena saya suka jadi sangat menikmati kegiatan ini,” ujar Ahmad.
 
Ke depan, meski kegiatan PON XIX 2016 Jabar telah usai, kegiatan para volunteer tak akan usai sampai sini saja. Menurut Pendiri Gravcomm sebagai pencetus Etalage 2016, Yugiant Leonardy, para volunteer akan tetap solid untuk menjalani berbagai kegiatan bermanfaat lainnya.
 
“Saat harus dibubarkan karena kegiatan PON sudah usai, tentu ini hal yang sangat menyedihkan. Untuk itu saya akan mencoba terus mengumpulkan volunteer ini dan menjalani kegiatan yang tetap bermanfaat. Seperti membantu korban bencana alam ataupun lainnya,” kata Yugiant.

 



Kredit

Bagikan