Begini kemeriahan Pesta Pembukaan PON berbiaya Rp 90 miliar
Bandung.merdeka.com - Seluruh lapangan hijau di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Bandung, ditutup menjadi panggung pesta pembukaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat bertajuk 'Berjaya Di Tanah Legenda'.
Pesta tersebut mulai digelar pukul 19.30 WIB, Sabtu (17/9) malam yang dihadiri Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, jajaran kabinet dan petinggi negara, gubernur, wali kota dan bupati se-Indonesia.
Rombongan presiden duduk di tribun VIP bersama tuan rumah penyelenggara PON. Tampak Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) dan istri, Netty Prasetyani Heryawan. Semua pejabat, termasuk presiden mengenakan pakaian khas PON, kemeja biru dengan motif batik di bagian pundak.
Pesta dibuka dengan band Gigi kemudian disambung dengan kembang pesta kembang api. Stadion GBLA yang berkapasitas 38 ribu kursi menjadi terang oleh kembang api. Malam itu kursi stadion terisi hampir setengahnya.
Acara kemudian diisi defile atau parade kontingen dari 34 provinsi di Indonesia. Defile dibuka dengan pasukan paskibra yang mengusung bendera merah putih dan bendera PON, diikuti 19 atlet legendaris Jabar antara lain pebulutangkis Alan Budi Kusumah dan Susi Susanti, binaragawan Ade Rai, dan lain-lain.
Aceh menjadi provinsi pertama yang berparade, kontingennya mengenakan pakaian hitam-hitam bercorak merah. Kontingen Jawa Barat menjadi peserta terbanyak dan terpanjang paradenya, yakni lebih dari 1.000 atlet. Mereka mengenakan seragam yang didominasi warna biru, sewarna dengan kostum Persib.
Peserta defile memakai seragam berbagai corak dan warna yang menunjukkan keragaman Indonesia sebagai bangsa yang bhineka. Misalnya kontingen dari Papua yang memakai batik biru dengan topi adat khasnya.
Barisan kontingen Papua cukup mendapat antusiasme penonton mengingat provinsi paling timur ini akan menjadi tuan rumah PON Ke-20/2020. Defile ini diakhiri dengan parade wasit yang disambung dengan pembacaan janji atlet dan janji wasit.
Pada pertengahan acara baru dibacakan sambutan yang disampaikan tuan rumah, yakni Gubernur Aher yang juga Ketua Umum PB PON XIX/2016. Ia menyatakan PON XIX/2016 merupakan PON terbesar yang diselenggarakan di 16 kabupaten/kota di Jabar, mempertandingkan 44 cabang olahraga di 62 arena (venues) yang menyediakan hampir 2.500 medali.
SDM yang terlibat penyelenggaraan PON ini sebanyak 24.000, terdiri lebih dari 9.000 atlet, 10.000 panitia pelaksana, dan 8.000 relawan. "Kami juga telah membangun jalan akses, peralatan, sistem IT yang seluruhnya dijalankan putra-utri Jabar, bangsa Indonesia," katanya.
Pada kesempatan sebelumnya, Aher mengatakan biaya pesta pembukaan PON tersebut menelan anggaran Rp 90 miliar. Hal ini disampaikan Aher dalam konferensi pers menjelang hari H pembukaan PON di Trans Hotel, Bandung, Jumat (16/9).
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan pertunjukan tari kolosal yang ditampilkan ribuan penari. Tarian ini menunjukkan perpaduan teknologi dan budaya Provinsi Jabar.
Para penari membentuk kelompok-kelompok di atas panggung, masing-masing membawa tongkat yang menyala saat panggung gelap. Pertunjukan ini dibantu permainan lampu dan laser.
Budaya yang ditampilkan antara lain panen padi, tari kupu-kupu, permainan sepeda, videografi, dan lain-lain dengan tema Gurilaps (Gunung, rimba, laut dan pantai). Para penari mengenakan beragam kostum tumbuhan, hewan, yang berwarna-warni.
Tidak ketinggalan sekumpulan surili—primata khas Jawa Barat yang menjadi maskot PON—ikut memeriahkan acara. Tarian yang dimulai pukul 21.00 WIB itu berdurasi sekitar 30 menit.
Usai pertunjukan, giliran Presiden Jokowi yang naik ke atas podium memberikan sambutan singkat sekitar lima menit. Setelah itu ia membunyikan alarm tanda PON XIX/2016 resmi dibuka.
Obor pon yang diusung para atlet legendaris kemudian tiba di tengah Stadion GBLA. Salah seorang atlet legendaris tersebut yakni pebulutangkis Taufik Hidayat. Api PON bersumber dari api alami Indramayu itu secara estapet.
Obor PON itu menjadi sumber api bagi obor besar kalderon yang berdiri menjulang di sisi Stadion GBLA. Dengan proses teknologi kembang api yang apik, tiba-tiba api yang bersumber dari Obor PON sudah menyalakan api di puncak kalderon yang disambut sorak-sorai dari ribuan penonton.
Pesta pembukaan PON pun usai. Rombongan Presiden yang menyaksikan prosesi dari awal sampai akhir mulai meninggalan tribun VIP. Begitu juga ribuan penonton yang mulai berdesakan di pintu-pintu keluar stadion.
Lautan penonton segera berpindah ke luar stadion. Mereka sama-sama ingin cepat melewati gerbang keluar. Kemacetan antar penonton pun tak bisa dihindari. Peristiwa berdesak-desakan antar penonton ini misalnya terjadi di G-4.
Kemacetan cukup parah juga terjadi di jalan menuju stadion, di mana banyak bus yang menuju Stadion GBLA untuk menjemput kontingen namun terjebak arus manusia dan kendaraan yang buru-buru keluar stadion.