Presiden Jokowi ingin pembukaan PON Jabar merakyat dan sederhana
Bandung.merdeka.com - PB PON menjanjikan pembukaan PON Jabar XIX/2016 meriah. Tapi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang akan membuka langsung hajatan olah raga nasional empat tahunan itu meminta beberapa kriteria.
"Untuk upacara pembukaan ini, Presiden meminta tiga kriteria, yakni merakyat, sederhana, tapi meriah. Itu tidak tabrakan," kata Kepala Bidang Upacara PON Jabar Nunung Sobari di Bandung, Jumat (16/9).
Jokowi sendiri akan memberikan sambutan pembukaan ajang olah raga terbesar di Tanah Air ini. Pembukaan akan dibumbui dengan iring-iringan atau devila kontingen dari 34 provinsi dan penyalaan api kalderon yang akan dilakukan delapan atlet nasional berprestasi.
Mereka adalah Susi Susanti, Ajat Sudrajat, Elsa Manora Nasution, Gugi Gustaman, Tontowi Ahmad, dan Lilyana Natsir. "Setelah dibawa oleh para legend, nanti api diserahkan kepada Lala, karateka belia asal Jabar yang masih berusia 12 tahun tapi sudah bergelar juara dunia. Nanti apinya dinyalakan oleh Lala. Ini simbol estafet atlet, pembinaan atlet generasi muda," ujarnya.
Sesuai permintaan Jokowi, PB PON memastikan upacara pembukaan ini sederhana dan merakyat. Unsur budaya juga akan melekat dalam pembukaan ini yang juga menampilkan suguhan seni dan tradisi telah disiapkan untuk mengisi acara tersebut.
Menurut dia, suguhan seni dan tradisi ini menggambarkan kebudayaan yang ada di Jabar. "Pembukaan ini lekat dengan budaya Jabar. Jabar kan memiliki tiga zona budaya yakni Sunda, Cirebon dan Melayu Betawi," ungkapnya.
Disinggung anggaran dia menyebut tidak bisa memerinci hanya untuk pembukaan dan penutupan saja. "Kirab Api PON ke seluruh Jabar, gala dinner, upacara penutupan dan lainya, itu semuanya Rp 90 miliar," ungkapnya. Dia mengklaim anggaran itu lebih murah dibanding pembukaan PON 2012 lalu di Riau.