Anggaran perjalanan dinas di Pemkot Bandung akan dipotong 50 persen
Bandung.merdeka.com - Proses persiapan sistem e-budgeting oleh seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota Bandung telah rampung seluruhnya. Proses pengunggahan rencana program kerja SKPD di tahun 2017 di sistem e- budgeting telah selesai dilakukan.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, berkat penerapan sistem ini, pihaknya dapat memonitor komposisi anggaran dari seluruh SKPD dan bisa melakukan langkah-langkah strategis untuk melakukan efisiensi anggaran.
Salah satu bentuk konkret dari keunggulan sistem ini, dirinya menemukan beberapa pos anggaran yang masih kurang efisien dan akan dipotong. Pos anggaran perjalanan dinas menjadi salah satu yang akan dipotong.
“ (Anggaran) perjalanan dinas selama ini besar sekali yang di luar daerah di dalam negeri. Itu akan kita potong 50% kurang lebih. Perjalanan dinas keluar negeri juga, itu juga akan kita potong sampai 50% dan akan diatur seizin dari pimpinan kita,” ujar Ridwan kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Senin (20/6)
Pria yang akrab disapa Emil ini mengungkapkan, efisiensi lainnya akan diberlakukan yakni terkait pengadaan Alat Tulis Kantor (ATK) yang juga memakan banyak anggaran. Setiap SKPD biasanya melakukan pembelian ATK secara sendiri-sendiri sehingga untuk barang yang sama, harga yang ditetapkan bisa berbeda-beda. Oleh karena itu, Ridwan akan membentuk UPT Logistik yang akan mengurusi masalah-masalah pengadaan administratif di lingkungan Pemkot Bandung.
“Jadi nanti kalau yang butuh, datang saja ke UPT Logistik itu,” katanya.
Demikian pula dengan biaya fotokopi yang dari hasil penelusuran memakan biaya hampir Rp 12 miliar untuk seluruh SKPD. Untuk langkah penghematan, pihaknya berencana membeli mesin fotokopi untuk seluruh SKPD.
“Itu akan diubah sekarang. Kita beli mesin fotokopi, jadi enggak ada biaya lagi sekian miliar kali sekian tahun, kan,” ucap Emil..
Terkait angka yang fantastis tersebut, Emil menegaskan bahwa hal tersebut wajar. Bukan berarti ada tindakan yang tidak sesuai aturan. Dengan memiliki mesin foto kopi sendiri, diharapkan terjadi pengurangan biaya.
“Artinya wajar saja, cuma masih ada cara lebih hemat, maksud saya. Jadi ada barangnya, tidak ada korupsi. Cuma mending saya beli mesin foto kopi, fotokopi sendiri,” ungkapnya.
Emil menyebut, strategi dan kebijakan tersebut merupakan contoh penghematan dari penerapan e-budgeting. Setelah sistem ini diberlakukan, Pemkot Bandung dapat menghemat anggaran hingga ratusan miliar rupiah.
“Insya Allah proporsi anggaran Kota Bandung lebih baik, lebih prioritas, lebih bisa dipertanggungjawabkan dan tidak ada anggaran-anggaran siluman yang nyelip-nyelip, manual kalau kayak dulu ya,” katanya.
Adapun biaya penghematan tersebut selanjutnya akan dialokasikan ke bidang- bidang lain yang bersifat prioritas. Rencananya, alokasi tersebut akan diperuntukkan bagi pembangunan infrastruktur, bidang kesehatan, dan pendidikan.