Masjid Istiqamah Taman Citarum hasil ide tokoh pergerakan nasional


Masjid Istiqamah
Bandung.merdeka.com - Hari pertama Ramadan di Masjid Istiqamah Taman Citarum tampak sibuk. Banyak jamaah yang beribadah salat maupun tadarus. DKM masjid juga menyiapkan rangkaian acara Ramadan, salah satunya Bazar Ramadan di plaza masjid.
Di balik aktivitas masjid dua lantai yang berdiri di tengah Kota Bandung itu tersimpan sejarah panjang. Masjid tersebut dibangun tahun 60-an. Ide pembangunan masjid lahir dari para tokoh pergerakan nasional antara lain Mohammad Natsir dan Muhammad Isa Anshary.
Tahun 60-an, para tokoh pergerakan nasional tersebut biasa melakukan kegiatan di Masjid Istiqamah Cihapit, Jalan Cihapit, Bandung, yang jaraknya sekitar 100 meteran dari Masjid Istiqamah Taman Citarum. Di Masjid Istiqamah Taman Citarum itulah Natsir dan kawan-kawan mencetuskan ide pembangunan masjid yang lebih besar.
"Masjid Istiqamah Taman Citarum ini cikal bakalnya Masjid Istiqamah Cihapit yang hingga kini masih berdiri di belakang Pasar Cihapit. Dulu di situ kan banyak kumpul tokoh-tokoh pergerakan nasional seperti M Natsir dan Isa Anshary," tutur Sekretaris Yayasan Istiqamah, Aizudin Tarmidi, kepada Merdeka Bandung, Senin (6/6).
Pria 62 tahun ini menuturkan, posisi Masjid Istiqamah Cihapit memang tersembunyi karena letaknya di belakang pasar. Masjid tersebut dibangun di zaman penjajahan Belanda. "Para ulama tersebut ingin mendirikan masjid lebih besar yang tidak tersembunyi seperti Masjid Istiqamah Cihapit," katanya.
Pasca-kemerdekaan para tokoh pergerakan nasional dari kalangan Islam menjadikan masjid tersebut sebagai pusat kegiatan. Jumlah jamaah membludak terutama setelah persitiwa Gerakan 30 September 1965. "Ketika zaman PKI, aktivitas masjid Cihapit makin ramai. Sehingga para tokoh memerlukan masjid yang lebih besar," kata Ajudin.
Maka pada 1969 pengurus Masjid Istiqamah Cihapit mendapat izin mendirikan bangunan masjid di Taman Citarum yang waktu itu kondisinya tak terawat. Taman Citarum merupakan aset milik Pemerintah Kota Bandung.
Di lahan seluas 5.200 meter persegi itu berdiri masjid dengan arsitektur tanpa kubah. Masjid ini memiliki satu menara berbentuk tiga tiang. Hingga kini, masjid tersebut sudah beberapa kali mengalami perombakan atau penambahan bangunan. Masjid ini mampu menampung sekitar 2.000 jemaah.
Untuk diketahui, Mohammad Natsir (1908 -1993) pejuang pendiri Partai Masyumi. Ia pernah menjabat Perdana Menteri Indonesia dan presiden Liga Muslim se-Dunia (World Muslim Congress). Sedangkan Muhammad Isa Anshary (1916 – 1969) juga ulama dan politikus Masyumi. Pria berjuluk 'singa podium' ini pernah menjabat Ketua Umum Persatuan Islam dan anggota Badan Konstituante.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak