Ridwan Kamil Optimis Stadion GBLA aman digunakan
Bandung.merdeka.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil optimis Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) aman untuk digunakan. Stadion GBLA masih mempunyai kesempatan besar menjadi tempat penyelenggaraan pembukaan dan penutupan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 yang akan digelar pada September mendatang.
Hal ini diungkapkan Ridwan Kamil seusai meninjau progres perbaikan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) di Desa Mekar Mulya, Kecamatan Gedebage, Kamis (2/6).
"Tinggal dari pihak PB PON dan Provinsi segera meninjau mengambil keputusan apakah ini bisa digunakan untuk pembukaan atau penutupan," ujar pria yang akrab disapa Emil.
Seusai melakukan peninjauan lapangan, Emil menuturkan secara teknis struktur bangunan Stadion GBLA sangat aman jika dipenuhi penonton. Hal ini dilihat dari uji beban dengan menggunakan Mesin Data Logger yang dilakukan oleh Tim ahli bentukan Bareskrim Mabes Polri yang terdiri dari berbagai bidang ilmu yang antara lain ahli struktur, mekanika tanah, arsitektur, sistem drainase, konstruksi.
"Kita melakukan tes beban dan bisa lihat disini 5,4 ton benda padat disimulasikan seolah-olah tribun diisi manusia 500 kilogram per meter persegi. Walaupun berat tiga kali lipat dari normal manusia per meter ternyata tidak menyebabkan 'lendut' (melengkung.) ukurannya 1,19 milimeter padahal dari teori mekanik sipilnya lendutan itu diijinkan 7,5 milimeter," ungkap Emil
Dari hasil uji tersebut, kata Emil simpulannya secara teknis bagunan ini bebannya aman. Hal ini juga sekaligus menjawab pertanyaan dari Bareskrim terkait keamanan struktur bangunan. "Tim Puslitbangkim melakukan uji dengan dibebani dua tiga kali lipat pun daya tahannya sangat kokoh masih jauh diambang batas yang menghawatirkn," katanya.
Selain itu, untuk bagian tribun penonton walaupun telah diberi beban tiga kali lipat beban manusia normal lendutan masih kecil.
"Artinya sangat aman dengan beban melebihi manusia normal permeter perseginya, jika dihitung manusia berempat rata-rata 320 kilogram ini dibebani 800 kilogram permeter perseginya," ungkapnya.
Dikatakan Emil, empat lantai Stadion GBLA yang berkapasitas kursi sebanyak 38.000 tempat duduk (single seat) itu tidak kalah dari stadion lainnya. Sehingga dia menginginkan pada saat serah terima barang dari kontraktor PT Adhi Karya bersih dan baru kembali.
"Serah terima nanti kinclong lagi jangan ada debu-debu, tidak ada keramik pecah, dicat kembali sesuai dengan standar serah terima proyek mulus, saya pernah ke stadion Barcelona dan Madrid Stadion GBLA tidak kalah bagus,"katanya.
Lebih lanjut Emil mengatakan, berita baik lainnya terkait progres perbaikan GBLA yakni kecepatan memperbaiki oleh kontraktor ternyata dua kali lipat dari target. "Harusnya hari ini 19 persen per hari ini sekarang sudah mencapai 48 persen. Jika dengan kontraktor kerja keras kita bisa menghemat satu bulan waktu dari jatah tiga bulan yang kita siapkan untuk perbaikan," kata Emil.
Di tempat yang sama, Ketua Tim Ahli bentukan Bareskrim Mabes Polri Priyo Susilomenyampaikan sesuai standar nasional Indonesia (SNI) tentang uji beban GBLA bahwa permeter persegi sama dengan 500 kilogram x 3 x lipat beban manusia atau perhitungannya panjang 6 meter dengan beban 5,4 ton, maksimal sesuai rumus kekuatan satu tembok bertap untuk duduk penonton 7,4 mili standar terbarunya.
Berdasarkan perhitungan itu Bareskrim merasa curiga terlebih melihat kondisi tribun retak-retak. Sehingga menjadi pertanyaan kuat atau tidak tribun itu saat ada beban.
Dan kecurigaan itu kata Prio akan dilihat selama 24 jam mulai jam 9 Kamis malam sampai jam 9 Jumat malam ini. Menurut SNI uji beban hanya boleh turun 7,5 mili kalau lewat fail.
"Kita mulai uji beban skala penuh dasarnya SNI diperencanaan 500 kilogram permeter persegi. Artinya tiga kali lipat manusia yang ada, dan beban tadi dikalikan dengan faktor yang singkatnya kita uji 6 meter persegi seberat 5,4 ton disatu segmen. Jika dalam 24 jam lendutan maksimal melewati 7,54 milimeter sesuai rumus maka dinyatakan gagal tidak aman," kata dia.