Dedi Mulyadi kagum dengan orasi ilmiah Megawati

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi
Bandung.merdeka.com - Datang dalam acara Penganugerahan Gelar Doktor Honoris Causa Bidang Politik dan Pemerintah, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi ternyata menyimak baik orasi ilmiah yang disampaikan Presiden Republik Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri itu.
Menurut Dedi, Megawati yang mendapat gelar Dr. H.C itu memang pantas karena senantiasa melontarkan gagasan-gagasan yang brilian serta strategis mengenai bangsa ini.
Setidaknya ada empat poin yang bisa ditarik oleh Dedi dalam orasi ilmiah yang disampaikan oleh Dedi. Pertama, perihal kesadaran akan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Negara, kata dia, harus segera melakukan langkah konstitusional untuk menata semangat kehidupan ber-Pancasila.
"Pancasila itu harus ditafsirkan dengan baik, jangan menjadi rezim yang dalam setiap rezimnya itu memiliki tafsir tersendiri. Harus dipahami dengan baik," ujar Dedi saat ditemui di Grha Sanusi Hardjadinata, Kampus Unpad, Jalan Dipatiukur 35 Bandung, Rabu (25/5).
Dalam orasi ilmiahnya, Megawati memang menyinggung soal Pancasila. Dasar negara Indonesia Merdeka adalah Pancasila dengan spirit kelahirannya pada tanggal 1 Juni 1945 dan konstitusi yang menjadi kitab Indonesia dalam berbangsa dan bernegara yaitu UUD Republik Indonesia 1945.
Kedua, mengenai rasa keadilan masyarakat. Di ana masyarakat harus mendapatkan perlindungan lebih lanjut. Megawati, menurut Dedi merupakan orang yang menggagas jaminan kesehatan, hari tua, dan lainnya. Jangan hanya sekedar ada namun harus memberikan perlindungan yang menyeluruh kepada masyarakat.
Ketiga, perihal kedaulatan negara yang meliputi penguasaan laut. Di mana tak boleh ada batasan antara kabupaten atau provinsi karena itu merupakan zona yang sangat terbuka.
Ke empat, Dedi mengungkapkan soal kemandirian ekonomi bangsa. Indonesia dinilai memiliki kekayaan cukup, serta kemampuan keuangan yang cukup saat birokrasi memiliki aspek perencanaan keuangan memadai jika berorinetasi kepada kepentingan publik.
"Coba perhatikan saja, selama ini keuangan di negara lebih banyak untuk keperluan aspek administratif pada pemerintahan. Juga ya kalau dilihat kegiatan yang tidak memiliki efektivitas juga untuk kepentingan publik," jelasnya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak