Arsip KAA warisan ingatan dunia dikhawatirkan dicabut Unesco

user
Farah Fuadona 16 April 2016, 09:50 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Tahun lalu Badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) urusan Pendidikan, Ilmu, Pengetahuan, dan Budaya (UNESCO) menetapkan arsip Konferensi Asia Afrika 1955 sebagai Warisan Ingatan Dunia atau Memories of The World.

Penetapan tersebut dilakukan setelah peringatan 60 tahun KAA sekaligus Konferensi Tingkat Tinggi KAA di Bandung.
 
Kepala Museum KAA Thomas Ardian Siregar mengatakan, penetapan tersebut suatu waktu bisa dicabut jika tidak ada upaya pemeliharan dan pewarisan yang dilakukan bangsa Indonesia melalui peringatan KAA.

Untuk Itulah tiap bulan April Museum KAA selalu menggelar acara rutin menyambut KAA hingga muncul istilah April sebagai bulan “suci”-nya KAA.

“Kita tidak asal klaim saja bahwa KAA ini warisan dunia, milik dunia. Sebab sudah diapresiasi UNESCO, PBB,” kata Thomas, dalam jumpa pers Peringatan 61 Tahun KAA di Museum KAA, Bandung, Jumat (15/4).

Museum KAA memiliki dokumentasi dan arsip lengkap tentang KAA 1955. Semua itu merupakan bukti yang menjadi ingatan sejarah yang harus diwariskan dari generasi ke generasi.

Maka berbagai kegiatan peringatan KAA harus digelar tiap tahunnya sebagai upaya mewariskan ingatan tersebut. Tanpa upaya tersebut, UNESCO bisa mencabut penetapan tersebut.

“KAA harus kita pertahankan sebagai warisan dunia. Suatu saat warisan dunia ini bisa dicabut kembali kalau kita tak menggali dan mengkembangkannya, sama halnya seperti batik yang sudah menjadi warisan dunia,” paparnya.

Lewat event tahunan KAA yang digelar Museum KAA, ia berharap masyarakat, Bandung khususnya, merasa memiliki KAA. Peringatan KAA merupakan upaya membangun kesadaran bahwa KAA adalah milik masyarakat, bukan milik segelintir elit atau pejabat.

“Kita di sini memiliki amanah agar KAA tak hilang dari ingatan kita. Caranya bulan “suci” April ini ada perayaan besar rangkaian yang melibatkan semua kalangan, komunitas, masyarakat umum, anak SD, SMP, SMA hingga mahasiswa,” tuturnya.

Tidak hanya itu, Museum KAA juga menggandeng saksi-saksi sejarah. Antara lain wartawan foto peliput KAA 1955, yaitu Inen Rusna (82). Inen adalah saksi hidup yang merasakan langsung dahsyatnya peristiwa KAA.

Peringatan KAA tahun ini bertema Fostering The Asian African Youth Solidarity. Rangkaian acaranya dimulai Minggu 17 April hingga penutupan awal Mei.

Kredit

Bagikan