Buku ini menceritakan peran pasukan Inggris sebelum Bandung Lautan Api

Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat
Bandung.merdeka.com - Kekalahan Jepang oleh pasukan Sekutu pada Perang Dunia II tidak membuat jalan kemerdekaan Republik Indonesia yang baru diproklamasikan berjalan mulus. Kedatangan Inggris dengan NICA menimbulkan gejolak termasuk di Bandung.
Dalam buku “Saya Pilih Mengungsi: Pengorbanan Rakyat Bandung Untuk Kedaulatan” yang diterbitkan Bandung Heritage Society dan Balai Purbakala, Nilai Sejarah dan Tradisi Jawa Barat, tampak ada mata rantai peristiwa Bandung Lautan Api dengan kedatangan pasukan Inggris ke Indonesia.
Berikut peran pasukan Inggris di Bandung yang dirangkum dari buku yang ditulis tim terdiri dari Ratnayu Sitaresmi, Aan Abdurachman, Ristadi Widodo Kinartojo, Ummy Latifah Widodo, dengan penyelia Suwarno Darsoprajitno.
Pada 15 September 1945, Armada Inggris yang membonceng Netherlands Indies Civil Administration (Pemerintahan Sipil Hindia Belanda/NICA) mendarat di Tanjung Priok, Jakarta. Keterlibatan NICA dalam rombongan Inggris sebagai realisasi perjanjian Civil Affairs Agreement (CAA) Inggris dan Belanda.
Perjanjian itu menyebutkan, tentara Inggris di Indonesia akan memegang kekuasaan atas nama pemerintah Belanda, urusan pemerintahan sipil akan diselenggerakan NICA. NICA akan diikutsertakan dalam proses penyerahan kembali wilayah bekas Hindia Belanda dari Jepang kepada Belanda.
Pasukan Inggris yang pertama kali mendarat di Bandung adalah tentara dari Recovery of Allied Prisioners of War and Internees (RAPWI) pimpinan Kapten Gray.
RAPWI kemudian memerintahakn para pejuang di Bandung untuk menyerahkan senjata mereka. Perintah ini menimbulkan penolakan keras dari para pejuang. Terlebih dalam pelaksanaannya, Inggris melibatkan tentara Jepang dan Belanda dalam mempreteli senjata pejuang.
Untuk diketahui, pasca Proklamasi Kemerdekaan, rakyat Indonesia dan pejuang larut dalam euforia pelucutan senjata Jepang. Tidak jarang aksi pelucutan senjata ini menimbulkan bentrokan dengan tentara Jepang dan sebagian warga dan tentara Belanda yang masih ada. Banyak pula tentara dan rakyat Belanda yang dijebloskan ke dalam kamp-kamp interniran.
Tidak hanya melucuti senjata, pasukan Inggris juga mengmbil alih tempat-tempat penting yang sudah dikuasai oleh para pejuang. Hal ini membuat para pejuang semakin marah pada Inggris.
“…setelah pertempuran di Heetjans, Jepang dibantu Inggris menggeledah para pejuang. Semua senjata, sampai pisau-pisau dirampas Inggris…” kata salah seorang narasumber buku Saya Pilih Mengungsi, Endang Momo.
Rangkuman buku Saya Pilih Mengungsi tersebut menunjukkan bahwa peristiwa Bandung Lautan Api memiliki rangkaian yang panjang. Sebelum meletusnya Bandung Lautan Api, Inggris harus memberikan ultimatum hingga dua kali kepada Pemerintah RI.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak