JS Badudu awalnya ingin jadi guru matematika


JS Badudu
Bandung.merdeka.com - Karier akademik pakar Bahasa Indonesia JS Badudu terbilang unik. Ia sudah mengajar sejak usia 15 tahun di Poso Tentena, Sulawesi. Kemudian melanjutkan sekolah ke Makassar untuk mendalami matematika.
Setelah lulus ia berencana mengajar ke Pulau Jawa. Namun karena jurusan matematika sudah penuh, ia pun terpaksa memilih jurusan yang masih kosong, yaitu Bahasa Indonesia.
"Bidang Bahasa Indonesia sebetulnya tak diinginkannya, karena sebetulnya beliau minta di bidang ilmu pasti alam, tapi karena keinginannya ke Jawa beliau menerimanya," tutur Rizal Indrayana Badudu, putra keenam JS Badudu, di TMP Cikutra Bandung, Minggu (13/3).
Meski awalnya tak diniatkan, akhirnya JS Badudu serius mendalami Bahasa Indonesia, bahkan mencintainya.
"Itu berkembang menjadi kecintaan mendalam pada Bahasa Indonesia dan malah mengembangkannya serta mempertahankannya selama masa hidupnya," kata Rizal yang sehari-hari kerja sebagai konsultan perbankan di Jakarta.
JS Badudu melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Padjadjaran (Unpad), kemudian mengambil ilmu filsafat di Belanda. Di Unpad ia dan rekannya turut membidani lahirnya Fakultas Sastra Unpad.
Cucu JS Badudu, Ananda Badudu, menambahkan opanya tadinya memang ingin mendalami ilmu matematika. Dalam buku otobiografi yang ditulis JS Badudu untuk internal keluarga disebutkan, bahwa dia menekuni Bahasa Indonesia hanya karena pilihan yang spontan.
"Beliau nulis, terjun ke Bahasa Indonesia bukan niat atau fesyen, tapi dia mau jadi guru yang tadinya ingin mendalami matematika. Cuman waktu itu untuk ikut kelas kursus matematika sudah penuh, jadi yang kosong Bahasa Indonesia," katanya.
Tetapi, lanjut Ananda yang kini kerja sebagai wartawan Tempo, pilihan tidak sengaja itu membuat JS Badudu mencintai Bahasa Indonesia.
"Itu jadi keterusan sampai beliau jadi ahli di bidangnya. Beliau bagi saya luar biasa, konsekuen terhadap pilihannya," katanya.
Buku otobiografi JS Badudu sengaja dibuat untuk dibaca anak cucu. Untuk saat ini buku otobiografi tersebut belum ada rencana diterbitkan.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak