JS Badudu awalnya ingin jadi guru matematika

user
Mohammad Taufik 13 Maret 2016, 15:47 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Karier akademik pakar Bahasa Indonesia JS Badudu terbilang unik. Ia sudah mengajar sejak usia 15 tahun di Poso Tentena, Sulawesi. Kemudian melanjutkan sekolah ke Makassar untuk mendalami matematika.

Setelah lulus ia berencana mengajar ke Pulau Jawa. Namun karena jurusan matematika sudah penuh, ia pun terpaksa memilih jurusan yang masih kosong, yaitu Bahasa Indonesia.

"Bidang Bahasa Indonesia sebetulnya tak diinginkannya, karena sebetulnya beliau minta di bidang ilmu pasti alam, tapi karena keinginannya ke Jawa beliau menerimanya," tutur Rizal Indrayana Badudu, putra keenam JS Badudu, di TMP Cikutra Bandung, Minggu (13/3).

Meski awalnya tak diniatkan, akhirnya JS Badudu serius mendalami Bahasa Indonesia, bahkan mencintainya.

"Itu berkembang menjadi kecintaan mendalam pada Bahasa Indonesia dan malah mengembangkannya serta mempertahankannya selama masa hidupnya," kata Rizal yang sehari-hari kerja sebagai konsultan perbankan di Jakarta.

JS Badudu melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Padjadjaran (Unpad), kemudian mengambil ilmu filsafat di Belanda. Di Unpad ia dan rekannya turut membidani lahirnya Fakultas Sastra Unpad.

Cucu JS Badudu, Ananda Badudu, menambahkan opanya tadinya memang ingin mendalami ilmu matematika. Dalam buku otobiografi yang ditulis JS Badudu untuk internal keluarga disebutkan, bahwa dia menekuni Bahasa Indonesia hanya karena pilihan yang spontan.

"Beliau nulis, terjun ke Bahasa Indonesia bukan niat atau fesyen, tapi dia mau jadi guru yang tadinya ingin mendalami matematika. Cuman waktu itu untuk ikut kelas kursus matematika sudah penuh, jadi yang kosong Bahasa Indonesia," katanya.

Tetapi, lanjut Ananda yang kini kerja sebagai wartawan Tempo, pilihan tidak sengaja itu membuat JS Badudu mencintai Bahasa Indonesia.

"Itu jadi keterusan sampai beliau jadi ahli di bidangnya. Beliau bagi saya luar biasa, konsekuen terhadap pilihannya," katanya.

Buku otobiografi JS Badudu sengaja dibuat untuk dibaca anak cucu. Untuk saat ini buku otobiografi tersebut belum ada rencana diterbitkan.

Kredit

Bagikan