Dr. Andries de Wilde pemilik kebun yang luasnya se-Kota Bandung

user
Farah Fuadona 19 Desember 2015, 14:04 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Di masa kolonial Belanda, perkebunan-perkebunan kopi dikuasai para tuan tanah. Tentu saja tuan tanah itu warga Belanda. Salah satu tuan tanah yang memiliki tanah amat luas adalah dokter ahli bedah Andries de Wilde. Luas tanahnya kurang lebih setara dengan luas kota Bandung kini.

Rekam jejak Andries de Wilde dicatat dalam buku Wajah Bandoeng Tempoe Doeloe yang ditulis ‘kuncen Bandung’ Haryoto Kunto. Haryoto mengatakan Andries de Wilde merupakan seorang tuan tanah pertama di daerah Priangan.

De Wilde, tulis Haryoto, adalah seorang dokter ahli bedah (chirurg) pada pasukan artillerie Belanda. Ia adalah pembantu utama Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Maarschalk Herman Willem Dendels.

Pada 10 Agustus 1811, Inggris berhasil menjebol pertahanan Belanda di Jawa. Pengganti Daendels, Janssens, menyerah kepada Inggris pada 18 September 1811. Antara 1811-1816, Inggris menguasai Pulau Jawa dengan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles sebagai pemimpinnya.

Haryoto mengatakan, sepeti halnya Belanda. Pemerintah Inggris di bawah Raffles banyak memerlukan uang untuk menutupi biaya operasi militernya. Untuk mengisi kas negara, Raffles menjual tanah di wilayah Priangan, Karawang, Semarang dan Surabaya.

Salah satu juragan pembeli tanah adalah Andries de Wilde yang dikenal sebagai tuan tanah di daerah Jasinga-Bogor dan Cimelati-Sukabumi. Ia memiliki hubungan dekat dengan Keluarga Raffles.

Raffles kemudian mengangkat De Wilde sebagai Assistant to the Resident at Banding pada 10 Agustus 1812. Ia sempat dipecat, tetapi diangkat kembali sebagai pengawas penanaman kopi, Koffie Opziner, berkedudukan di Tarogong, Garut.

Di masa Raffles, Andries de Wilde sempat menukar tanahnya dengan lahan di Tatar Bandung yang luasnya meliputi Kota Bandung saat ini. “Tanah yang dibeli Andries de Wilde bisa dibilang cikal-bakalnya Kota Bandung.” tulis Haryoto dalam bukunya.

Luas tanah De Wilde meliputi Cimahi Barat sampai Cibeusi di timur Bandung. Sebelah utara dibatasi Gunung Tangkubanparahu, di selatan dibatasi Jalan Raya Pos.

Dapat dibayangkan, tulis Haryoto, setengah dari luas Kabupaten Bandung sekarang, dahulu dimiliki oleh Andries seorang. “Selain bertanam kopi, di atas tanahnya, De Wilde beternak sapi, dibantu dengan puluhan budak belian sebagai pekerja kebunnya.”

Disebutkan pula, De Wilde menikah dengan seorang mojang Priangan dan mendirikan sebuah vila indah di daerah Dago atas. Menurut Heryoto, di lahan Kantor Wali Kota Bandung saat ini dulunya adalah gudang kopi milik De Wilde. Pada perkembangan selanjutnya di gudang kopi tersebut dibangun menjadi gedong pakpak yang kini dikenal sebagai kantor wali kota.  

“Perjalanan hidup De Wilde tidak berjalan licin. Di bawah pemerintahan Gubernur Jenderal Ban der Capellen, pemilikan tanah De Wilde dibatalkan. Dalam keadaan bangkrut ia pulang ke negeri Belanda.”

Kredit

Bagikan