Menanti kebangkitan kopi Jawa Barat

user
Muhammad Hasits 15 Desember 2015, 11:09 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Jawa Barat sebenarnya memiliki catatan kejayaan perkebunan kopi, yaitu pada zaman Belanda. Sayangnya kejayaan tersebut seolah terputus. Pada perkembangan berikutnya, Jawa Barat tidak masuk dalam peta penghasil kopi nasional.

Kepala Dinas Industri dan Perdagangan (Indag) Provinsi Jawa Barat, Ferry Sofwan Srief mengatakan, selama ini daerah di Indonesia sebagai penghasil kopi adalah Aceh, Medan, Lampung dan Bali. Sementara Jawa Barat kurang disebut-sebut.

Menurutnya, belakangan produksi kopi Jawa Barat mulai menggeliat. “Kopi kami baru muncul sekarang-sekarang ini setelah masa kejayaan di zaman Belanda dulu,” kata Ferry, kepada Merdeka Bandung beberapa waktu lalu.

Ia menyebutkan, hingga kini potensi kopi Jawa Barat sangat tinggi. Jawa Barat memiliki 300 ribu hektare lahan yang berpotensi ditanami kopi. Potensi ini, kata dia, tentu harus dikelola pada sektor hulu dahulu, yaitu perkebunan kopi.

Ia mengatakan, bisa saja perkebunan kopi dikelola oleh PTPN VIII yang sudah berpengalaman mengelola teh dari hulu sampai hilir, dari perkebunan sampai kemasan. “Sedangkan kami di Indag hanya mengangani hilirnya. Jadi hulunya oleh PTPN, kami bagian hilir,” katanya.

Upaya membangkitkan kopi Jawa Barat, lanjut dia, kini digalakkan kembali melalui festival-festival kopi Jawa Barat. Festival kopi terbaru berlangsung di di Trans Studio Mall, Bandung November lalu.

Ferry menuturkan, Festival Kopi tersebut menyajikan kopi Java Preanger Cofee yang berasal dari 11 gunung di Jawa Barat, di antaranya dari Gunung Manglayang, Gunung Tangkubanparahu, dan Gunung Cikuray. Festival juga diwarnai acara minum kopi gratis, worksop membuat kopi serta lomba menyeduh kopi.

Festival tersebut diharapkan membangkitkan potensi kopi Jawa Barat yang di dunia perdagangan kopi disebut Java Coffee Preanger. Pada masa kolonial, kopi Jawa Barat dikenal sebagai a cup of Java.

Kredit

Bagikan