Cari kain tradisional? datang saja ke Pameran Kain Nusantara

user
Farah Fuadona 17 Agustus 2017, 09:01 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Maxxindo Communication dan Krishna Studio menyelenggarakan sebuah pameran yang bertajuk 'Gelar Kain Nusantara 2017' di Graha Manggala Siliwangi. Acara yang digelar dari tanggal 16-20 Agustus ini menampilkan beragam kain khas nusantara yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.

Acara dibuka langsung oleh Sekda Jabar Iwa Karniwa. Beragam jenis kain tradisional Indonesia ditampilkan dalam puluhan stan. Sebut saja Batik dari Jawa, Ulos dari Sumatera Utara, Songket dari Sumatera Selatan, Kain Sasirangan di Kalimantan Selatan, hingga hasil tenun dari NTT.

Ketua pelaksana acara, Yuwono Andi mengatakan, ada 80 tenant yang dipamerkan dalam acara ini. Tenant-tenant ini diisi oleh pengrajin batik, bodir, tenun dan craaft. Tak hanya itu, para pengusaha dan perancang busana  turut diundang dalam acara ini.

Melalui acara Gelar Kain Nusantara ini, Andi mengaku, pihaknya tergerak untuk melestarikan warisan budaya bangsa. Pihaknya tidak ingin melupakan nilai-nilar luhur yang telah ditinggalkan para seriman batik, tenun, songket yang merupakan perwujudan dan kecintaan terhadap Indonesia

"Pameran yang kami gelar ini lebih ke kain nusantara. Kita lebih banyak kepada kain tenun, batik, songket yang dipamerkan. Paling jauh itu dari NTT dan untuk di wilayah Baratnya dari Palembang," ujar Andi kepasa wartawan di sela acara.

Andi mengungkapkan,tujuan digelarnya acara ini juga meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap produk-produk dalam negeri. Selain itu juga untuk mengembangkan sektor jasa dan perdagangan dibidang usaha batik, border, tenun, dan kerajinan serta sebagai ajang promosi dan memasarkan produk unggulan dari berbagai daerah di Indonesia .

"Acara ini juga sebagai wujud nyata kepedulian terhadap perkembangan usaha kecil menengah di tanah air dan pelestarian budaya daerah, sekaligus menjadi jembatan bagi para pengrajin potensial yang belum memiliki wadah untuk mengembangkan usahanya," katanya.

Disinggung terkait turunnya daya beli masyarakat yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir, tak membuat Andi khawatir. Dia justru optimis pameran yang digelarnya akan tetap dibanjiri oleh pengunjung. Hal ini terlihat dari tingginya antusiame pengunjung di hari pertama.

"Dengan adanya pemeran ini kan terjadi transaksi antara penjual pembeli khususnya pasar di Bandung dan Jabar pada umumnya. Jadi customer di Jabar tidak perlu jauh jauh ke ujung Jawa Timur atau Jawa Tengah untuk mencari batik. Cukup datang ke pameran ini saha.  Saya target omzet bisa mencapai Rp 15 miliaran, semoga bisa tercapai," ungkapnya.

Di tempat yang sama Direktur Maxxindo Desay Savitry menambahkan, dalam pameran ini juga menampilkan beragam produk lokal seperti dari wilayah Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Garut, serta Majalaya.  Dia berharap dukungan dari pemerintah untuk ikut mendorong para pengrajin di wikayahnya.

"Saya berharap pemerintah bisa support seperti Yogyakarta dimana pemerintahannya suport pada pengrajinnya. Kalau Bandung dukungannya  belum maksimal. Semoga bisa mengikuti seperti Yogya, bisa tergerak. Pemerintah kabupaten di Bandung Raya juga sudah bergerak, tapi sebagian pengrajinnya mandiri, setiap ada pameran mereka datang. Tidak seperti Yogya, pemerintahnya selalu mendukung segalanya kepada pengrajin untuk datang ke pameran di manapun," ungkapnya.

Di tempat yang sama, Sekda Jabar Iwa Karniwa menyebut jika kain Nusantara sebagai produk lokal yang harus terus dilestarikan. Masyarakat terutama generasi muda kata dia harus bangga dengan  produk kain Nusantara seperti batik dan tenun.

"Kekayaan ragam budaya bangsa  ini mendorong terciptanya karya seni di negeri tercinta. Karya cipta yang tidak bisa dipungkiri lahir dari ragam budaya Indonesia yang diakui di dunia internasional," katanya.

Pemerintah Provinsi Jabar sendiri lanjut Iwa terus mendorong para pengrajin kain Nusantara untuk terus berinovasi. Terlebih lagi dengan pangsa pasar di luar megeri yang terbuka lebar.

"Beberapa negara bisa Korea, Jepang, China sebagai pasar terbesar kain tersebut. Untuk itu kita harus terus melestarikan karya dan budaya asli Indonesia dengan mengakselerasi pengembangan kain nusantara," pungkasnya.

Selain acara pameran, dalam acara yang digelar selama 5 hadi tersebut juga aka  diisi dengan beragam acara seperti fashion show,  talk show, traditional entertainment, music entertaiment  dan aneka lomba.

Kredit

Bagikan