Pembangunan LRT Bandung gunakan skema lelang
Bandung.merdeka.com - Pembangunan Light Rail Transit (LRT) di Kota Bandung dipastikan kembali mundur dari jadwal. Semula, pembangunan LRT Metro Kapsul yang akan dilakukan dengan mekanisme penunjukan langsung melalui Perpres, batal dilakukan karena dinilai memakan waktu cukup lama. Sehingga untuk pembangunan LRT ini akan menggunakan skema lelang.
"Kita coba dengan lelang cepat yang membuat mimpi panjang tentang LRT ini bisa hadir. Jadi ada beberapa perusahaan, apakah metro kapsul itu kalau bisa alhamdulillah, kalau enggak silakan," ujar Wali Kota Bandung Ridwan Kamil seusai acara Market Sounding LRT Koridor 3 di The Pavilion Hotel jalan LL.RE Martadinata Kota Bandung, Jumat (2/6).
Pria yang akrab disapa Emil ini mengatakan, pembangunan LRT Kota Bandung Koridor III telah berada pada tahap market sounding atau penjajakan minat pasar yang dilakukan oleh Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK). Pada proses ini, PJPKÂ (wali kota) mempromosikan proyek pembangunan kepada calon-calon investor dan stakeholder lain yang terlibat dalam pembangunan LRT Koridor III.
Menurut Emil, pemerintah saat ini berupaya untuk menghadirkan kebutuhan sarana transportasi publik secara cepat dengan skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha). Dengan begitu, LRT itu bisa lebih cepat dirasakan manfaatnya di Kota Bandung.
"Kita nunggu pengumuman lelang dulu, mudah-mudahan bulan depan sudah diumumkan. Baru dari situ kita kerja paralel, perizinan-perizinan kita persiapkan. Jadi nanti nunggu pemenang, karena ini bagian prioritas pemerintah," katanya.
Emil mengaku menerima teknologi apapun yang akan dibangun oleh investor nantinya, asalkan sesuai dengan kondisi Kota Bandung yang lahannya terbilang sempit. Namun ia berharap, teknologi Metro Kapsul bisa menjadi pilihan. Selain karena harganya relatif lebih murah, kualitasnya tidak jauh berbeda.
“Kita tidak mengunci teknologinya, tapi sampai hari ini Metro Kapsul adalah yang cost-nya paling murah. Kalau nanti si pemilik modalnya memilih barangnya metro kapsul ya seneng saja. Kalaupun barangnya bukan Metro Kapsul enggak ada masalah juga, selama barangnya murah juga," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Didi Ruswandi menuturkan, pihaknya telah selesai melakukan kajian atas pembangunan moda transportasi sepanjang 6,2 km itu. Pihaknya akan segera melelangkan proyek tersebut dalam waktu dekat.
"Sekarang sedang finalisasi dokumen lelang oleh panitia. Minggu depan mulai lelang," katanya.
Menurut Didi, rute yang akan dilalui oleh LRT Koridor III ini dimulai dari Stasiun Timur Kereta Api Bandung hingga Tegalega yang terdiri dari 8 stasiun. Stasiun-stasiun lainnya direncanakan akan dibangun di Pasar Baru, Perempatan Jalan Jenderal Sudirman, Masjid Raya Bandung, Pendopo Kota Bandung, Perempatan Jalan Otto Iskandardinata (Otista), dan Perempatan Jalan BKR.
Sementara untuk estimasi biaya investasi proyek ini berkisar antara Rp 1 triliun sampai dengan Rp 1,3 triliun dengan masa pengerjaan 1,5 tahun. LRT ini disebut akan mampu melayani 40 ribu penumpang setiap harinya dengan tarif maksimum Rp 10 ribu.