10 Persen pohon di Bandung rawan tumbang

user
Muhammad Hasits 20 April 2017, 17:48 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman Prasarana Sarana Utilitas Pertanahan dan Pertamanan (DPKP3) Kota Bandung Arif Prasetya mengatakan sekitar 10 persen pohon di Kota Bandung termasuk kategori rawan tumbang. Pohon-pohon ini merupakan pohon kategori usia sudah tua serta kondisi fisik pohon sudah cacat.

"Yang rawan sekitar 10 persen," ujar Arief kepada wartawan di sela acara Indonesia Markeeters Festival di Trans Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kamis (20/4).

Menurut Arif, saat ini tercatat ada sekitar 2 juta pohon yang ditanam di Kota Bandung. Pohon-pohon ini, kata Arif, ada yang ditanam sejak puluhan tahun lalu, ada pula yang baru ditanam beberapa tahun.

"Ada tanaman yang sudah ditanam sejak dulu, jumlahnya sekitar 300 - 400 pohon. Kita bisa hitung di wilayah kota lama seperti Jalan Cipaganti, Cihampelas, Balai Kota, Jalan Seram. Tapi Saya dengan jajaran dan masyarakat sudah menanam pohon sejak 2014 jumlahnya sekitar 1,8 juta pohon. Jadi kalau dijumlah ada 2 juta lebih pohon yang ada di Bandung," katanya.

Arif mengungkapkan, pihaknya dibantu aparat kewilayahan rutin melakukan pemantauan pohon-pohon di Kota Bandung. Dalam satu minggu, kata Arif, pihaknya melakukan survei lapangan untuk melihat kondisi pohon.

Selain itu, untuk penanganan pohon rawan tumbang, pihaknya melakukan pemangkasan beberapa dahan pohon.
Tujuannya untuk mengurangi beban  pohon.

"Penanganannya jika dirasa sudah kelihatan sudah kurang sehat, kita kurangi bebannya, supaya bisa bertumbuh kembali. Umpamanya kalau kita lihat keropos dalemnya dan membahayakan kita potong hingga ketinggian yang aman. Tapi kalau keliatannya besar dan membahayakan kita lakukan eksekusi (ditebang)," ucap Arif.

Disinggung usia ideal pohon, Arif mengungkapkan, selama media tanahnya baik, maka pohon tersebut bisa hidup hingga puluhan bahkan ratusan tahun.

"Sebetulnya prinsip pohon itu ujung daun sama ujung akar bertemu sama, tapi apa yang terjadi di Bandung ujung daun (melebar) sementara ujung akar sedikit kan, karena di depan bertemu aspal di belakang ketemu saluran. Nah ini jadi masalah," ungkapnya.

Untuk itu kata Arif, salah satu bentuk perhatian khusus diberikan untuk pohon yang berada di sekitar wilayah pembangunan infrastruktur. Pihaknya selalu mengirimkan surat kepada pihak kontraktor agar tidak menganggu pohon saat pembangunan berlangsung.

"Tim kita sudah mewanti-wanti agar hati-hati dalam pemotongan akar. Sebab satu saja membuat akar terluka, kedua akan membuat keseimbangan yang kurang sempurna. Itu yang membahayakan," ujarnya.

Kredit

Bagikan