Inilah Pusat Budaya Sunda yang akan dibangun Ridwan Kamil


Bandung.merdeka.com - Sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian budaya Sunda, Pemerintah Kota Bandung akan membangun Pusat Budaya Sunda pada tahun ini. Bangunan terpadu seluas 5000 m2 akan menjadi ruang kreatif bagi para seniman dan budayawan dibangun di kawasan Cibiru.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, konsep arsitektur bangunan dirancang berdesain Julang Ngapak dengan material mayoritas bambu. Suasana khas kampung Sunda akan dihadirkan sebagaimana yang ada di kampung-kampung adat di Jawa Barat.
Di arena tersebut, warga tidak hanya bisa menonton pertunjukan tetapi juga bisa berinteraksi langsung dengan para seniman dan merasakan pengalaman membuat kerajinan tematik Sunda. "Jadi ada lorong kampung kiri kanan persis kayak kampung tradisional. Terus fungsinya untuk menjual produk-produk tradisional UKM, melihat pengrajin menghasilkan karya. Diatasnya ada rumah tradisi dengan arsitektur julang ngapak untuk seniman-seniman punya program berkarya dalam jangka waktu tertentu," ujar pria yang akrab disapa Emil ini kepada wartawan di Pendopo Kota Bandung, Senin (13/2).
Selain itu, kata Emil akan ada pula selasar untuk bazar dan pameran, padepokan untuk studio latihan, dan tentunya ruang serba guna untuk pertunjukan. Warga bisa datang meramaikan tempat tersebut sekaligus memperkenalkan budaya Sunda lebih dekat ke masyarakat
Emil mengatakan, ia mengkonstruksi bangunan tersebut dalam rangka melestarikan budaya Sunda. Ia juga ingin mendistribusikan aktivitas warga agar tidak hanya terkonsentrasi di pusat kota. Ia berencana membangun pusat-pusat budaya di wilayah-wilayah.
"Salah satu yang paling siap ada di Cibiru karena lahannya paling siap, di pinggir jalan besar, dan memadai," kataya.
Ia mengaku, konsep yang serupa juga sebetulnya akan dilaksanakan di Ujungberung. Hanya saja pembangunan di wilayah tersebut terkendala pembebasan lahan untuk jalan akses masuk. Namun ia mengatakan akan melanjutkan proyek tersebut.
"Di Ujungberung masih diteruskan hanya kendalanya pembebasan lahan dan akses masuk menjadi curhatan para seniman. Sehingga pembebasan untuk jalan masuknya agak repot, jadi kita seimbangkan dengan pengembangan pusat-pusat budaya wilayah lain yang paling siap," ungkapnya.
Meskipun demikian, Emil mengaku tetap berupaya untuk mewujudkan berdirinya sebuah pusat kebudayaan Sunda. Tujuannya bukan semata-mata untuk menarik wisatawan, tetapi lebih kepada ingin meningkatkan eksistensi budaya tradisional di tengah zaman modern.
"Kalau menarik wisatawan lebih ke bonus. Tidak ada wisatawan juga kita penting untuk mengajarkan anak-anak kita soal tradisi," ujarnya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak