Kota di Jepang sampai tertarik Smart City Bandung
Bandung.merdeka.com - Wakil Wali Kota Bandung Oded M. Danial menerima kedatangan tim dari Pemerintah Kota Toyota yang dipimpin oleh Kepala Dinas Sosial Kota Toyota Yukitoshi Ban. Turut hadir pula Tim Penasehat Japan Smart Community Alliance Masaki Umejima dan Wakil Kepala Badan Perencanaan Kota Toyota Misamitsu Iwatsuki
Kedatangan delegasi dari Kota Toyota tersebut untuk menjajaki kerjasama dengan Kota Bandung terkait smart city dan manajemen perawatan lansia. Wakil Kepala Badan Perencanaan Kota Toyota Misamitsu Iwatsuki mengatakan, dirinya tertarik dengan rencana Kota Bandung yang membangun Bandung Teknopolis di Gedebage. Pengalamannya dalam membangun smart city di Toyota membuatnya ingin membantu mengimplementasikan teknologinya di Bandung.
“Saya memiliki pengalaman dalam membangun smart city. Kami punya teknologinya, dan kami akan sangat senang jika bisa membantu mengimplementasikan teknologi tersebut di Kota Bandung,” ujar Misamitsu dalam rilis yang diterima Merdeka Bandung.
Kota Toyota juga memiliki teknologi dan sistem manajemen yang baik dalam pengelolaan sampah. Misamitsu menuturkan, pihaknya telah berhasil mengatasi persoalan sampah dengan melibatkan teknologi dan partisipasi anak-anak sekolah. Dengan sebuah sistem manajemen yang baik, Kota Toyota berhasil mengatasi masalah sampah hingga saat ini.
“Saya kira Bandung memiliki persoalan yang mirip. Jadi kita bisa saling berbagi pengetahuan tentang bagaimana menuntaskan masalah sampah dari dan oleh masyarakat,” katanya.
Para delegasi juga sempat mengunjungi Panti Wreda Budi Istri, Akademi Keperawatan Aisiyah Muhamadiyah, dan LPK Mishou di Bandung. Mereka mengaku terkesan dengan keramah-tamahan dan sambutan yang sangat baik dari lembaga-lembaga tersebut.
“Meskipun Kota Bandung dan Kota Toyota memiliki sistem administrasi dan sejarah yang sangat berbeda, tapi kami yakin kita bisa mewujudkan kerja sama yang baik ini,” ujar Masaki Umejima.
Sejak tahun 2014, Pemerintah Kota Bandung telah menjalin kerja sama dengan Jepang melalui Japan Smart Community Alliance (JSCA) di mana terdapat empat kota yang tergabung dalam institusi tersebut, yakni Kyoto, Yokohama, Kyushu, dan Toyota. Tahun ini, kerja sama secara khusus akan dilanjutkan dalam bentuk sister city dengan Kota Toyota.
Pada pertengahan bulan Januari 2017, komunikasi dengan Kota Toyota dilanjutkan melalui teleconference dengan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Bandung Kamalia Purbani. Hasilnya, dalam waktu dekat Wali Kota Toyota akan melakukan pertemuan kerja sama dengan Wali Kota Bandung untuk menandatangani Letter of Intent (LoI).
Rencananya, Kota Bandung akan mengirimkan utusan pelajar dan mahasiswa untuk ke Toyota untuk belajar dalam bentuk pemagangan. Sekembalinya mereka dari Jepang, diharapkan akan bisa mengimplementasikan teknologi dan sistem di Toyota di Kota Bandung.
“Bagi kami, yang paling penting dalam membangun kota bukan sekadar teknologi, tetapi kerja sama dan kolaborasi. Yang terpenting adalah bagaimana menciptakan masyarakat cerdas dengan melibatkan unsur pemerintah, industri, dan masyarakat itu sendiri,” kata Masaki.
Di tempat yang sama, Oded sangat mengapresiasi tawaran kerja sama tersebut. Oleh karena itu, ia akan langsung menginstruksikan jajarannya untuk menindaklanjuti upaya tersebut dengan berkoordinasi ke DPRD Kota Bandung dan pihak-pihak terkait.
”Kami akan segera membentuk tim bersama untuk merealisasikan kerjasama ini. Kita akan mengomunikasikan kerja sama antara dua kota dengan pihak DPRD Kota Bandung, karena secara aturan setiap kerja sama dengan antar kota di luar negeri maka harus ada persetujuan dewan. Semoga (kerja sama) bisa terlaksana dengan baik,” ucap Oded.
Pertemuan tersebut dilanjutkan dengan diskusi membahas teknis kerja sama dan merancang poin-poin yang tertuang dalam draft perjanjian kerja sama antara perwakilan Kota Toyota dengan SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Bandung.
Kerjasama dengan Kabupaten Simeulue
Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh, dan Kota Bandung resmi menjalin kerja sama. Keduanya bersepakat untuk berkolaborasi dalam melaksanakan pembangunan di kedua daerah.
Hal itu terungkap saat Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menerima kunjungan Plt. Bupati Simeulue Hasrul Edyar di Pendopo Kota Bandung, Jumat (10/2). Kepada Hasrul, pria yang akrab disap Emil ini menceritakan tentang pengalamannya membangun Kota Bandung, dari mulai yang memiliki SAKIP dengan nilai CC menjadi nilai A. Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari dinamika, apalagi dengan jumlah penduduk hampir mencapai 2,4 juta jiwa. Akhirnya, ia membangun Kota Bandung yang seimbang lahir dan batin dengan pendekatan teknologi.
"Saya mulai dengan mereformasi kepemimpinan. Saya mereformasi diri dengan memberikan ruang kepada para birokrat untuk banyak memberikan inovasi dan pengertian bahwa gagasan tidak cuma datang dari pimpinan," ujar Emil.
Salah satu kebijakan yang ia lakukan adalah membiarkan masyarakat memberi masukan kepada pemerintah melalui berbagai saluran, membuat mereka merasa terlibat dalam pembangunan. Ia memberikan luang seluas-luasnya agar masyarakat bisa menyuarakan aspirasinya dalam membangun kota.
Ia juga menggunakan teknologi untuk mereformasi sistem penganggaran dengan e-budgeting. Tujuannya agar setiap anggaran terserap secara efektif dan berwujud pada pembangunan yang nyata di masyarakat.
Teknologi juga digunakan untuk memotivasi para Aparatur Sipil Negara (ASN) agar bekerja dengan optimal. E-Remunerasi Kinerja adalah aplikasi untuk mengukur produktivitas ASN dalam bentuk poin serta dikeonversikan dalam wujud rupiah.
"Dengan teknologi, kita reformasi birokrasi sehingga program dulu yg lambat, mahal, tertutup, sekarang relatif lebih murah, lebih transparan, lebih cepat, dan partisipatif," katanya.
Emil berharap, kerja sama ini akan menjadi pengikat silaturahmi dan solidaritas kota-kota di Indonesia. Ia ingin agar kota lain tidak sungkan untuk bekerja sama dengan Kota Bandung.
"Silakan ketika ingat Bandung, ingat solidaritas, ingat NKRI. Kita sama-sama membangun. Jadi jangan malu dan jangan ragu, karena yang terpenting adalah kualitas pembangunan, antara jalan di tempat atau berkembang dengan cara-cara yang baru," ujarnya.