Toko jamu Babah Kuya, bukti pengobatan tradisional Cina yang melegenda

Toko jamu Babah Kuya
Bandung.merdeka.com - Bila ditanya di mana toko jamu legendaris di Bandung, semuanya pasti sepakat untuk menjawab Babah Kuya. Toko jamu yang berjualan sejak 1860an itu nyatanya masih eksis hingga kini. Nama toko jamu Babah Kuya sendiri tak hanya dikenal di dalam kota Bandung, namun juga merambah ke mancanegara.
Dalam kegiatan "Tour de Petjinan Van Bandoeng" yang diselenggarakan oleh Best Western Premier La Grande Hotel menggandeng Komunitas Aleut ini dijabarkan, bagaimana toko jamu Babah Kuya yang merupakan bisnis turun temurun dan masih mendapat kepercayaan masyarakat.
Koordinator Aleut, Arya Vidya Utama mengatakan, toko jamu Babah Kuya merupakan saksi eksistensi warga Tionghoa di awal kelahiran pusat niaga Kota Bandung. Toko jamu Babah Kuya didirikan oleh Tan Sioe How sekitar tahun 1800an.
"Toko Babah Kuya telah menurunkan keahlian meracik bahan ramuan tradisional nusantara secara turun temurun. Sebanyak 95 persen bahan jamu yang dijual di toko ini berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, sementara sisanya mengimpor dari luar negeri," jelas Arya, Selasa (24/1).
Koordinator literasi Komunitas Aleut, Irfan Teguh Pribadi menjelaskan bahwa toko jamu Babah Kuya berdiri sebelum Pasar Baru ada. Kini yang mengurus toko merupakan generasi ke empat. Penamaan Babah Kuya untuk toko jamu ini terbilang sederhana.
"Babah itu artinya bapak, kalau kuya itu kita ketahui dalam bahasa Sunda itu artinya kura-kura. Dipilihnya kuya untuk penamaan toko jamu ini karena dulunya pemilik pertama kali Babah Kuya memiliki kura-kura sebagai peliharaan. Maka jadilah Babah Kuya," jelas Irfan.
Ia menjabarkan, toko jamu Babah Kuya begitu terkenal sehingga tidak hanya menjadi rujukan bagi "Sinshe" atau pengobatan Cina, dan peramu pengobatan tradisional nusantara, tetapi juga menjadi rujukan pengobatan modern.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak