Warga Ekuador suka budaya Sunda, Pemkot Bandung akan kirim angklung

user
Farah Fuadona 17 Januari 2017, 17:01 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Bandung akan mengirim alat musik angklung ke Kota Quito yang merupakan ibu kota negara Ekuador. Di negara Amerika Latin ini kebudayaan Sunda sangat diapresiasi oleh masyarakat di sana.

Hal itu terungkap dari hasil pertemuan Duta Besar RI untuk Ekuador, Diennaryati Tjokrosupriahatono dengan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Pendopo Kota Bandung, Selasa (17/1).

Diennaryati menjelaskan bahwa ada banyak kesamaan antara Kota Bandung dengan Quito. Mulai dari suasana kota hingga karakter masyarakatnya. Mereka ramah dan sangat menyukai taman. Di Quito, taman adalah ruang publik utama yang disediakan sebagai ruang untuk berinteraksi secara sosial.

Menurut Diennaryati, secara kultural warga Kota Quito juga menyukai budaya Sunda. Hal tersebut terlihat ketika misi budaya dari Bandung yang digagas oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung pada September tahun lalu mendapatkan sambutan yang positif.

"Mereka menyukai tampilan rampak kendang yang dimainkan oleh perempuan itu. Mereka bilang bagus sekali," ujar Diennaryati.

Apresiasi positif juga datang ketika perwakilan negara Ekuador menyaksikan Bandung Light Festival dalam rangka hari jadi Kota Bandung. Ia mengaku menerima komentar positif dari perwakilan negara tersebut.

Hal tersebut menginspirasinya untuk segera menjalin kerja sama dengan Bandung sebagai upaya untuk memperkenalkan budaya Indonesia di sana.

"Saat ini pengetahuan tentang negara Indonesia maupun Ekuador di antara keduanya masih sangat kurang. Untuk itu perlu ada upaya perkenalan agar hubungan jangka panjang keduanya bisa semakin erat," katanya.

Di tempat yang sama, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyambut baik peluang tersebut. Ia lantas menawarkan berbagai potensi Bandung untuk dikerjasamakan.

Hal pertama yang diajukan Ridwan adalah pengadaan Little Bandung store di Quito, sebagaimana yang telah dilakukannya di Kuala Lumpur, Malaysia. Gagasan tersebut diterima langsung oleh Duta Besar.

"Saya minta SOP-nya adalah segera sediakan tempat, cari pengusaha lokal, nanti kita supply barang-barangnya," ujar pria yang akrab disapa Emil ini.

Ia juga menawarkan alternatif kerja sama berupa Little Bandung Wall sebagaimana yang dilakukan di Paris, Perancis, jika pengadaan Little Bandung Store menemui kendala. Namun dalam waktu dekat, ia akan mengirim angklung sebagaimana permintaan Dubes Diennaryati.

"Kita akan mengirim angklung, ada permintaan biar budaya Sunda, budaya Bandung ini bisa disukai di negara sana," katanya.

Jika kerja sama ini sudah mulai berjalan, Emil akan diundang oleh Dubes Diennaryati ke Kota Quito untuk melakukan tindak lanjut kerja sama. Ia berharap, kerja sama ini dapat lebih meningkatkan potensi ekonomi kota sehingga Bandung bisa lebih dikenal di mancanegara.

Kredit

Bagikan