Serunya anak-anak mencorat-coret grup band dunia

user
Muhammad Hasits 14 Mei 2016, 16:04 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Sabtu pagi NuArt Sculpture Park, Jalan Setraduta Kencana 2 No 11 Bandung, penuh dengan anak-anak. Maklum, karena pagi hingga sore di taman milik pematung Nyoman Nuarte itu sedang berlangsung Hompila: Music Festival for Kids!

Di kiri kanan jalan samping galeri milik pematung Nyoman Nuarte itu terbentang dua spanduk panjang berisi nama-nama grup musik dunia maupun dalam negeri. Sejumlah anak yang memasuki taman terhenti sejenak untuk mengamati spanduk putih tersebut.

Anak kemudian meraih spidol yang menggantung di sepanjang spanduk. Mereka mulai mewarnai nama band dan simbol-simbol musik, ada juga anak yang menulis namanya sendiri, nama orang tuanya, pesan-pesan, dan lain-lain.

“Adil Tama datang kemari!” tulis seorang anak, tepat di atas gambar kepala The Doors. Tulisannya agak cakar ayam, namanya juga anak-anak.

Anak lain menulis “Wigi & Mama +Papa,” di gambar hitam putih milik musisis Bob Marley. Ada juga anak yang menggambar robot-robot seperti di film Transformers. Dia menggambarnya di antara simbol Spice Girls dan musik death metal.

Spanduk tersebut berisi puluhan nama-nama band antara lain Panbers, DeepPurple, The Rollies, Ramones, JanisJoplin, Led Zeppelin, Rolling Stones,Metallica, dan lainnya.

“Ini kan pintu masuk, jadi setiap otomatis nulis atau warnai,” jelas salah seorang panitia Hompila yang khusus menjaga spanduk, Iden Darmawan, Sabtu (14/5).

Anak-anak dibiarkan bebas menulis, mewarnai atau sekadar mencorat-coret spanduk. Tugas panitia hanya membantu anak memberikan spidol atau menjawab pertanyaan jika ada anak bertanya.

“Kita tidak arahkan mereka menulis atau menggambar apa. Kita biarkan mereka sebebas-bebasnya imajinasi mereka,” tambah Iden.

Anak-anak yang datang ke Hompila kebanyakan berusia di bawah 10 tahun. Tentunya mereka tidak tahu bahwa yang mereka gambari atau tulisi adalah nama-nama band terkenal.

“Misalnya Koes Plus, kan itu band orangtua kita. Anak-anak pasti tidak tahu. Tapi lewat menulis dan mewarnai, minimal mereka bisa berimajinasi,” ujar Iden.

Mewarnai dan menggambar di atas spanduk hanya bagian kecil dari acara Hompila. Festival musik untuk anak yang digelar para musisi muda Bandung ini berlangsung mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB di taman asri NuArt Sculpture Park.

Pengenalan alat musik

Mainstage, salah satu stage yang ada di Hompila, menyajikan lagu-lagu anak yang dibawakan secara live oleh musisi muda, antara lain Lucas N Friend. Berbeda dengan konser untuk dewasa, Lucas N Friend membawakan lagu-lagu familiar buat anak, antara lain Naik-naik Ke Puncak Gunung hingga Maju Tak Gentar.

Mainstage berdiri di belakang galeri NuArt, galeri milik pematung kenamaan Nyoman Nuarte. Acara Mainstage dipandu host dari Nu Art Keni Soeriaatmadja dan guru Faud dari UPI Ratna Yulianti.

Kedua host tersebut cukup lincah membimbing anak-anak sekaligus berinteraksi dengan Lucas N Friend. Di sela nyanyi, anak-anak dikenalkan pada alat musik yang dibawakan Lucas N Friend, yakni kontrabass, akkordeon, terompet, gitar, dan drumm.
Kemudian anak-anak disuruh mengulang kembali nama-nama alat musik yang barusan diperkenalkan. “Terompet yah bukan perompet,” kata Keni membetulkan anak yang berteriak lantang “Perompet.”

Setelah itu, mereka dipandu menyanyikan lagu tentang alat musik. “Aku adalah alat musik. Dengar suaraku dipetik. Musik membuat kita senang,” demikian salah satu lirik yang dinyanyikan host dan anak-anak.

Langit di atas NuArt Sculpture Park sesekali mendung. Mereka pun dengan riang menyanyikan lagu tentang hujan. “Hujan turun rintik-rintik. Airnya mengalir tiba-tiba ada petir. Sejenak langit terang kembali,” demikian liriknya.

Anak-anak tersebut bernyanyi didampingi orang tua mereka yang kebanyakan pegiat musik atau komunitas di Bandung. Salah seorang peserta, Shinta Rosadi (29) yang membawa anaknya, Kenzo (2,4 bulan), acara seperti Hompila diharapkan sering dilakukan di Bandung.

Ibu satu anak iitu menambahkan, selama ini jarang sekali ada acara seni di alam terbuka seperti Hompila. “Kalau sekarang rata-rata acara anak-anak Play Group kan di mal-mal, di ruangan tertutup yang ber-AC. Kalau ini berbeda, di alam terbuka yang asri sambil mengenal musik,” ungkap Shinta.

Kredit

Bagikan