Kolaborasi budaya Sunda dan Jawa dalam satu panggung


Sailaturahmi Budaya di Kota Bandung
Bandung.merdeka.com - Tak salah jika Indonesia disebut negara yang memiliki keragaman budaya. Berbagai jenis kebudayaan seperti kesenian banyak ditampilkan oleh para seniman yang berada di tanah air khususnya di daerah.
Namun apa jadinya jika dua kebudayaan hadir dalam satu panggung. Hal itulah yang tersaji dalam gelaran acara bertajuk Silaturahmi Budaya (Silabud) 2017 yang digagas Coklat Kita, di Lapangan Barujati, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Minggu (1/10) malam.
Dalam acara Silabud 2017 ini menampilkan kolaborasi apik antara budaya Sunda dan Jawa. Tiga seniman yang menjadi pengisi acara diantaranya, Maestro Kecapi, Iman Jimbot, Ki Ageng Ganjur, dan seniman balada, Budi Cilok.
Maestro alat musik kecapi, Iman Jimbot membuka penampilan. Jari-jemari Jimbot dengan lincah memainkan tembang khas parahyangan. Jimbot memainkan tembang 'Bubuy Bulan' berduet dengan Sarah yang tampik sebagai penyanyi.
Tak hanya itu, dalam beberapa sesi, Sarah pun menambahkan sentuhan musik modern dengan memainkan alat musik harmonika. Sejumlah lagu milik grup band seperti Noah 'cobalah mengerti' dibawakan keduanya dengan sentuhan tradisional modern.
Selain itu, kelompok musik etnik asal Yogyakarta, Ki Ageng Ganjur pimpinan Zastrow Al Ngatawi turut menjadi bagian dalam acara Silaturahmi Budaya ini. Sejumlah musik religi dibawakan dengan komposisi penyanyi wanita berjilbab yang silih berganti. Zastrouw pun menyelingi setiap penampilan dengan menyampaikan pesan dakwah.
Tak hanya menyuguhkan pertunjukan musik, dalam acara ini pertunjukan bayang pasir. Dua buah layar yang berada di kedua sisi panggung menampilkan kisah perjalanan melalui media lukisan pasir. Pertunjukan ini dibawakan oleh Al-Zastrouw yang mengangkat tema religi. Terakhir, Budi Cilok menjadi penutup gelaran Silaturahmi Budaya 2017 ini dengan membawakan lagu-lagu balada.
Zastrouw mengatakan melalui gelaran Silaturahmi Budaya ini diharapkan bisa memperkokoh silaturahmi dari berbagai kalangan. Menurutnya, budaya adalah sarana yang sangat ampuh untuk melakukan silaturahmi.
"Dialog lewat mulut itu bisa jadi debat. Tetapi kalau melalui seni dan budaya itu jadinya akan indah," ujar dia kepada wartawan.
Menurut Zastrouw, sejak tahun 2009, kelompok musiknya sudah turut serta dalam gelaran Silabud ini. Mulai dari Sumatera, Jawa, hingga Sulawesi.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak