Selama 2 pekan Polrestabes Bandung ciduk 40 pengedar narkoba

Oleh Farah Fuadona pada 17 Januari 2017, 16:05 WIB

Bandung.merdeka.com - Aparat Satres Narkoba Polrestabes Bandung menciduk 40 orang pengguna dan pengedar narkoba di Kota Bandung. Dari 40 yang berhasil diamankan dua diantaranya adalah perempuan.

Penangkapan terhadap 40 tersangka ini dilakukan dalam operasi yang dilakukan kepolisian dengan menyasar rumah kontrakan dan indekos di Kota Bandung. Rata-rata para tersangka yang diamankan berusia 20 sampai 45 tahun.

"Yang kita ungkap ini pelaku narkoba baik jaringan dan sindikat. Total yang berhasil diamankan sebanyak 40 orang. Kita di sini komitmen bahwa Polrestabes Bandung menyatakan perang terhadap Narkoba, "kata Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Hendro Pandowo di Kantor Satnarkoba Polrestabes Bandung, Selasa (17/1).

Menurutnya dari 40 yang diamankan lima diantaranya adalah residivis. Dari tangan tersangka total barang bukti diamankan adalah 40 gram sabu, 10 butir ekstasi, 10 lembar LSD dan 867 butir pil psikotropika. "Total barang bukti mencapai Rp 500 juta," ungkapnya.

Dia mengatakan, penyalahgunaan narkoba di rumah kontrakan dan indekos lantaran dinilai aman dari pengamatan petugas. Sehingga mereka memanfaatkan itu. ‎"Mereka memanfaatkan tempat yang luput dari pengamatan petugas," imbuhnya.

Kepala Sat Reserse Narkoba Polrestabes Bandung, AKBP Febry Ma'ruf mengatakan, ‎sebagian dari pelaku peredaran narkoba yang ditangkap berhubungan langsung dengan beberapa narapidana di dalam lembaga pemasyarakatan (Lapas).

"‎Dari 25 kasus, sekitar 10 persen pengendalinya ada di dalam lapas," kata Febry. Ada empat lapas yang diindikasi menjadi sarang peredaran ‎narkoba di Kota Bandung yakni Lapas Banceuy, Rutan Kebonwaru, Lapas Sukamiskin dan Lapas Jelekong.

Saat ini kepolisian masih terus melakukan pengembangan pengendalian narkoba tersebut. "‎Masih terus kita kembangkan dan akan kita lakukan penyelidikan ke dalam Lapas‎," tuturnya.

Dia melanjutkan, berdasarkan hasil tangkapan dapat dipastikan peredaran narkotika di awal tahun 2017 meningkat 10 persen dari tahun sebelumnya. "Meningkat karena ‎adanya modus baru dan banyaknya pintu masuk di Kota Bandung yang mudah dimasuki peredaran narkoba. Pintu masuknya dari Jakarta dan Cirebon," ujarnya.

Tag Terkait