Agar bisa terbang, Tedi Cepot tekuni trik sulap hingga empat bulan

user
Farah Fuadona 10 Desember 2015, 14:46 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Aksi si Cepot “mengapung” yang disuguhkan Tedi Riandi, 28 tahun, alias Tedi Cepot, di Jalan Asia-Afrika sejauh ini berhasil menarik perhatian pejalan kaki. Bahkan beberapa kali aksinya menjadi trending topic di media sosial. Bisa dibilang, si Cepot paling laris diajak selfie dibandingkan pemakai cosplay/badut lainnya yang bertebaran di seputar Jalan Soekarno- Asia-Afrika.

Rupanya menjadi si cepot “terbang,” tidaklah mudah. Tedi mendapat ide terbang saja ia harus melewati pemikiran yang panjang. Setelah dapat ide, ia harus mempelajari trik sulap ke sana ke mari. Ia mengaku butuh waktu empat bulan merintis dan menunaikan idenya itu.

“Selama  empat bulan ke belakang merintis di sini, belum terinspirasi si cepot mengapung. Saya ingin daya tariknya dan menghibur pengunjung. Saya ingin pengunjung bisa puas dan happy lihat konsep si cepot ini,” tutur Tedi, kepada Merdeka Bandung.

Tedi yang sejak tiga tahun lalu mengamen dengan kostum si cepot di Kawasan Dago, Bandung, merasa tidak mungkin mengenalkan sosok cepot dengan cara mengamen lagi. Kemudian ia terinspirasi sebuah iklan di televisi, dari situ muncul ide si Cepot mengapung.

Ia terus mencari cara bagaimana agar bisa membuat si cepot terlihat mengapung dengan aman dan nyaman. Ia pun melakukan riset di internet, mempelajari trik sulap di Youtube. Ia fokus mencari cara melakukan trik sulap transcendental meditation.

Trik tersebut mulai sedikit tergambar. Ia kemudian bertanya ke Facebook pesulap Indonesia. “Alhamdulillah saya tidak mendapat jawaban trik itu, mungkin rahasia perusahaan yah,” kata ayah satu anak ini seraya tertawa.

Di saat melakukan pencarian itu, ada temannya yang memiliki kenalan pesulap di luar negeri. Lewat sang teman, ia chatting menanyakan trik atau teknik melakukan transcendental meditation.


Namun ia hanya dikasih tahu trik secara garis besar saja, bahwa trik tersebut dilakukan dengan bantuan rangka dari baja. Padahal untuk membuat rangka tersebut sangat dipengaruhi ukuran. “Saya sampai enam kali gagal,” katanya.

Setelah sering gagal, akhirnya ia menemukan rumus yang tepat. Ia pun bisa duduk nyaman seolah terbang sambil melayani berselfie pejalan kaki. Mengenakan kostum cepot dengan pakaian pangsi serba hitam plus ikat kepala dari batik, ia terlihat terbang. Di sela “terbangnya” itu, sesekali ia tersenyum dan tertawa memperlihatkan wajahnya yang penuh make up merah.

“Jadi bukan sihir, itu mah trik sulap saja,” katanya yang mengaku aksinya tidak khawatir ditiru orang lain.

Menurutnya, aksi tersebut bukan semata-mata bertujuan komersil atau mendapat uang dari orang selfie. “Saya ingin pengunjung menghargai penampilan saya yang berusaha mengenalkan si Cepot, ikon Bandung dan Jawa Barat. Alhamdulillah responnya banyak,” katanya.

Ia menjelaskan, aksinya didorong kecintaannya pada sosok Cepot yang bagian dari tradisi khas Jawa Barat. Si Cepot adalah salah satu tokoh komedian yang ada di kesenian wayang golek. Ia ingin mengenalkan kesenian tersebut kepada generasi muda.

“Anak-anak sekarang kan belum tentu tahu si cepot. Lewat aksi ini saya ingin memodernkan si cepot lah. Alhamdulillah yang selfie banyak, si cepot jadi muncul di Twitter, Facebook, Instagram,” ungkapnya.

Ia bercerita salah satu pengalaman unik selama memainkan karakter si cepot ada robongan turis lokal yang sengaja mampir ke Jalan Asia-Afrikan hanya demi berfoto dengannya.

Rombongan itu berasal dari Riau, salah satunya seorang ibu yang mengatakan, “Ternyata ini si Cepot yang bisa mengapung. Saya datang ke sini sengaja ingin ketemu kamu. Kamu jadi tranding topic di Instagram,” tutur Tedi, menirukan kegirangan ibu-ibu tersebut.

Kredit

Bagikan