Perkembangan seni rupa di selatan Bandung terkendala akses


Ilustrasi pameran lukisan
Bandung.merdeka.com - Sejak zaman kolonial Belanda, seni rupa Bandung banyak berkembang di wilayah utara. Sedangkan di wilayah selatan seni rupa relatif kurang berkembang. Fenomena ini terjadi hingga kini.
"Di utara banyak seniman mapan. Ini sebagai kenyataan," kata dosen Fakultas Seni Desain Institut Teknologi Bandung, Aminuddin TH Siregar kepada Merdeka Bandung baru-baru ini.
Padahal, kata dosen yang akrab disapa Ucok, di selatan Bandung menyimpan potensi seni yang besar, termasuk situasi sosial yang bisa mengilhami seniman, mulai pabrik, cuaca yang lebih panas, penduduknya dan lainnya.
Masalahnya di selatan Bandung terkendala aksesibilitas, misalnya akses jalan yang kerap macet. "Kadang kolektor, kalau orang mau beli dari Jakarta kalau diajak ke Dayeuhkolot menghadapi aksesibilitas itu. Bandung utara lebih aksesabel. Ada posisi yang kurang menguntungkan bagi seniman di selatan," tuturnya.
Ia pernah mengantar kolektor dari Singapura ke pusat-pusat seni di selatan Bandung. Karena masalah akses membuat kunjungan jadi melelahkan. "Sekali kunjungan saja sudah capek. Kalau di utara kita bisa 3 sampai 4 kunjungan studio, di selatan hanya sekali," katanya.
Di sisi lain jumlah seniman dan galeri atau studio seni di selatan Bandung juga tidak sebanyak di utara Bandung, antara lain pelukis Herry Dim, Nandang Gawe dan sejumlah galeri.
Sementara pusat-pusat seni di Bandung utara lebih banyak, baik galeri maupun ruang-ruang alternatif. Sebut saja Selasar Sunaryo Art Space, NuArt NuArt Sculpture Park, dan lain-lain.
Sehingga selain faktor psikologis karena masalah aksesibilitas, juga ada faktor terbatasnya jumlah seniman. "Kalau senimannya banyak kita bisa bilang ke kolektor bahwa kita harus ke sini karena seniman penting ada di sana," katanya.
Akhirnya sejak dulu hingga kini banyak kolektor seni yang lebih memilih utara Bandung. Meski demikian, ia menyarankan kepada seniman di utara Bandung untuk terus berkarya.
"Saran saya seniman-seniman di selatan harus keras kepala untuk terus militan mengembangkan medan seni mereka, terus membuat pameran, publikasikan, jadi kita terbiasa di situ ada ruang-ruang seni," katanya.
Dengan demikian kesenian akan terus berdenyut, sehingga selatan Bandung menjadi cluster seni rupa selain di utara Bandung. "Strategi itu harus dibangun, itu yang sudah dilakukan di utara Bandung bertahun-tahun," ujarnya.
Selain itu, pemerintah juga tidak bisa menutup mata dengan minimnya akses menuju selatan Bandung. "Pemerintah harus ikut andil di dalam mengembangkan seni rupa," ujarnya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak