Carangan, pendekatan Nasirun pada sosok maestro Nyoman Nuarta

user
Farah Fuadona 17 Januari 2017, 11:34 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Nasirun, maestro lukis Indonesia ini tak segan-segan dalam mengungkapkan kekagumannya pada sosok Nyoman Nuarta. Nyoman yang dikenal merupakan seorang maestro berkat karya-karya yang diciptakannya itu menjadi inspirasi bagi Nasirun dalam gelaran “Carangan”. Lewat “Carangan”, Nasirun melakukan pendekatan mendalam pada setiap karya Nyoman Nuarta.
 
Nu Art Sculpture Park menjadi ruang pamer dari karya Nasirun. Lebih dari 500 karya dipamerkan di sana. Nasirun secara jelas merespons karya dari Nyoman Nuarta. Jim Supangkat yang dipercaya menjadi kurator untuk “Carangan” ini, dalam awal perbincangan pameran ini menjadi muncul mengenai bagaimana proses mendekati dan mencerap itu adalah sebuah proses men-carang.
 
Carangan, kata Jim, merupakan sebuah pengenalan atas dinamika dalam taksonomi penceritaan versi tradisional. Dalam menafsir, mengadaptasi, dan memberikan konteks, ia mengenali celah dan ruang bagi pembaharuan yakni ruang bagi meniti keadaan sendiri.
 
“Carangan bagi Nasirun adalah sebuah pendekatan yang telah diragainya sejak lama. Dalam kerja dan gejala perupanya yang produktif. Nasirun memijakkan diri di atas corak tradisi yang bisa dikenal dengan jelas. Seperti sebuah Bahasa, dengan tanpa henti gambar-gambar Nasirun, ukiran-ukiran dan bubuhannya mengalir dalam berbagai bentuk di atas berbagai media,” ujar Jim, Selasa (17/1).

Karya seniman Nasirun terinspirasi pada sosok Nyoman Nuarta
© 2017 merdeka.com/Astri Agustina

Dalam pameran “Carangan” yang diselenggarakan hingga awal Februari 2017 mendatang ini, Jim mengaku ada sebuah bentuk garis lurus yang ingin ditarik dan dipelajari untuk memahami hakikat kemanusiaan dalam pencarian-pencarian seniman, yang pada setiap zaman terus mencoba untuk memaknai, menafsir, dan menuliskan pengalamannya sebagai sebuah kontinuitas pertumbuhan.
 
“Mereka mengejawantahkan sebagai percabangan-percabangan kisah. Kepengarangan Nasirun dicurahkan dalam lebih dari 500 buah karya di pameran ini yang terbagi ke dalam sembilan seri besar. Bagian besarnya adalah respons Nasirun terhadap karya-karya Nyoman Nuarta, yang menghadirkan penggambaean ulang berbagai karya Nuarta dengan interpretasi dan pengembangan subjek oleh Nasirun,” jelasnya.
 
Mereka, kata Jim, bersanding sejajar dengan karya-karya Nyoman Nuarta di Museum Nuarta, sebuah ruang pamer yang secara khusus menampilkan rekam jejak kekayaan sejak awal karier kesenimanannya. Bagian lain adalah perahu dan wayang raksasa Selamet Gundono, satu figure seniman lain yang dilingkupi Nasirun, yang meninggalkan dunia sebelum sempat melihat wayang-wayang yang dipesannya.

Kredit

Bagikan