Aksi Save YPK terus bergulir, seniman telanjang dada ke CFD Dago

user
Farah Fuadona 01 Agustus 2016, 13:57 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Aksi save Yayasan Pusat Kebudayaan (YPK), Bandung, terus bergulir. Pagi tadi puluhan seniman yang tergabung dalam Dewan Kesenian Jeprut Bersatu (DKJB) menjalankan telanjang dada di Car Free Day (CFD) Dago, Jalan Ir H Djuanda.

Aksi tersebut sebagai bentuk protes terkait ketidakjelasan kepengurusan YPK, gedung bersejarah di Jalan Naripan, Bandung. Selain itu, protes tersebut merembet pada pembentukan Dewan Kebudayaan Jawa Barat yang dinilai tidak efektif dalam menjalankan strategi kebudayaan.

Setelah aksi di CFD Dago, para seniman kembali ke Gedung YPK untuk melanjutkan aksi berikutnya berupa pergelaran berbagai macam kesenian seperti tarian, pembacaan puisi, nyanyi dan lainnya.

Salah seorang seniman yang tergabung dalam aksi, Mas Nanu Muda, mengungkapkan aksi tersebut sebagai lanjutan dari aksi-aksi Save YPK sebelumnya. “Kami menuntut supaya ada perbaikan gedung YPK baik fisik bangunan maupun program,” ujar Nanu saat ditemui di YPK, Minggu (31/7).

Ketidakjelasan kepengurusan Gedung YPK menandai tidak berfungsinya Dewan Kebudayaan Jawa Barat. “DKJB selama tiga tahun berdiri programnya di kalangan seniman tak terasa. Tidak ada pelibatan seniman,” katanya.

“Program keseniannya seharusnya tidak dimonopoli pemerintah dan orang-orang tertentu saja, tapi harus melibatkan seniman. Misalnya dalam membuat program bersama di YPK. Kegiatannya harus jelas sehingga masyarakat tahu bagaimana kehadiran YPK,” tambahnya.

Jika Dewan Kebudayaan Jawa Barat tidak efektif, menurutnya sebaiknya Pemerintah Provinsi membubarkannya. Selama ini, sambung dia, kegiatan Dewan Kebudayaan Jawa Barat hanya berkutat pada segelintir orang.

Padahal anggaran untuk Dewan Kebudayaan Jawa Barat sangat besar. “Anggaran tersebut harus dipertanggung jawabkan lewat program yang jelas, melibatkan seniman dan dirasakan masyarakat,” tandasnya.

Kredit

Bagikan