Gramophone antik di Bandung ini dijual puluhan juta
Bandung.merdeka.com - Bagi sebagian orang mendengar kata Gramophone mungkin masih terdengar asing. Apalagi bagi generasi muda saat ini.
Gramophone adalah alat untuk memutar musik atau lagu dari piringan hitam. Alat ini lazim digunakan untuk memutar musik pada zaman dahulu, jauh sebelum munculnya kaset, DVD bahkan Mp3 seperti saat ini.
Bagi pemburu barang-barang antik, gramophone menjadi salah satu buruan para kolektor. Gramophone kini menjadi incaran para kolektor benda-benda antik.
Seperti dituturkan Dadan Aliansyah yang merupakan kolektor sekaligus Owner Hiasan Tempo Doloe. Dadan yang membuka kios di Pasar Nostalgia Bandung ini mengaku telah mengoleksi belasan gramophone dari luar dan dalam negeri. Satu unit gramophone langka bisa ditaksir dengan harga puluhan juta.
Salah satu koleksi gramophone Dadan, yakni gramophone langka buatan tahun 1911 dari Amerika Serikat. Dadan mengaku pernah ada yang menawar koleksinya tersebut hingga Rp 60 juta.
"Karena kita belinya dengan nilai seni ya. Saya dapat ini di Surabaya. Gramaphone tahun 1911 buatan Amerika," ujar Dadan saat berbincang dengan Merdeka Bandung di Pasar Nostalgia.
Dadan sendiri memang gemar mengoleksi gramophone. Saat ini koleksinya tercatat sudah mencapai 18 unit. Dia mengaku sengaja berburu barang antik ini ke sejumlah wilayah di tanah air seperti Yogyakarta dan Semarang.
Selain gramophone, Dadan rupanya gemar mengoleksi barang-barang antik lainnya. Selain seorang kolektor, Dadan juga telah menggeluti bisnis barang antik. Dari sekian banyak koleksinya ada yang sengaja dijual, namun ada juga yang hanya disewakan.
"Untuk dijual ada 70 persen. Selain gramophone Saya juga koleksi mesin-mesin tua seperti mesin kasir, mesin jahit dan radio. Ya pokoknya jenis-jenis mesin tua," ucap pria yang sudah 17 tahun menggeluti bisnis barang antik ini.
Menurut Dadan, rentang harga barang antik yang dijualnya pun bervariasi. Dari mulai Rp 100 ribu hingga Rp 100 juta.
"Yang harganya Rp 100 juta itu kipas angin uap. Itu buatan jerman tahun 1898. Harganya mahal karena memang langka," katanya.
Untuk memasarkan bisnisnya, selain membuka toko, dirinya juga menjual barang-barang antiknya secara daring. Dadan mengakui jika peminat barang-barang antik sangat banyak. Peminat barang antik yang dijualnya tidak hanya diminati warga Indonesia tetapi juga luar negeri.
Saat ini Dadan memiliki dua galeri yakni di Pasar Nostalgia Batununggal dan Pasar Seni Cikapundung. Selain dua galeri tersebut, Dadan memamerkan koleksinya di laman hiasantempoedoloe@blogspot.com.
"Jadi Saya jualan di link luar negeri juga, di website juga. Untuk toko saya ada online dan offline, tapi 60 persen di online," pungkasnya.