Ini 3 pemenang lomba lukis cat air Asian Watercolour Expression III

user
Farah Fuadona 07 Agustus 2016, 10:58 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Pameran lukisan internasional Asian Watercolour Expression III di Bandung diwarnai Lomba Lukis Cat Air. Lomba mensyaratkan peserta melukis langsung di lapangan dalam waktu kurang dari setengah hari.

Sebanyak 58 peserta mengikuti lomba ini. Peserta diminta turun ke lapangan mulai pukul 08.00 WIB – 12.30 WIB, Sabtu (6/8). Penjurian dilakukan pada hari itu juga dan diumumkan pukul 16.00 WIB.

Objek yang yang harus peserta lukis terkait tema pameran yang digelar Indonesia Watercolour Society (IWS) itu, yakni “Halo-halo Bandung”.

Objek mereka kebanyakan gedung-gedung tua yang bertebaran di Kota Bandung. Dari 58 peserta, dewan juri yang terdiri dari tujuh orang seniman mengumumkan tiga orang pemenang.

Berikut adalah tiga nama pemenang lomba berhadiah voucher belanja total senilai Rp 9 juta.
Juara 1 didapat nomor karya 12 yaitu Alfian Arsyi. Alfian berhak mendapat voucher belanja Rp 3 juta, handphone Samsung, dan plakat.

Juara 2 nomor karya 48 yaitu Galuh yang berhak mendapat voucher belanja Rp 3 juta, handphone Lenovo, dan plakat.

Juara 3 Andry nomor karya 33 yaitu Andri Kusnandjaja berhak mendapat voucher Rp 3 juta plus plakat.

Ketiga juara tersebut menggambar bangunan-bangunan klasik peninggalan Eropa yang ada di sekitar Jalan Braga, Bandung.

Anggota dewan juri, Yus Arwadinata menjelaskan, proses penjurian dilakukan cukup ketat. Dewan juri hanya menerima karya dan nomor karya, tanpa nama peserta.

“Kita hanya terima karya dan nomor saja, jadi tidak tahu siapa dan dari mana asal peserta,” kata Yus.

Secara umum, semua karya memiliki kelebihan masing-masing. Hanya saja tiga pemenang memiliki sisi menonjol. Mereka dinilai mampu menonjolkan landmark-landmark Kota Bandung sesuai tema acara.

“Kita minta tentang landmarkBandung, otomatis berkaitan dengan heritage,” kata pelukis cat air asal Bandung ini.

Tetapi ada juga peserta yang melukis PKL. Lukisannya bagus, tetapi PKL merupakan ciri umum kota-kota yang ada di Indonesia.

Mengenai tingkat kesulitan lomba, Yus mengatakan teknik melukis di lokasi langsung tidak dimiliki setiap pelukis.

“Tidak semua pelukis bisa langsung melukis pada saat itu.Lomba ini menuntut spontanitas, melihat, mengamati dengan hati,” tandasnya.

Kredit

Bagikan