Parade Asia Afrika pamerkan pasukan berkuda hingga mahasiswa asing


Bandung.merdeka.com - Parade Budaya Asia Afrika menjadi suguhaan menarik yang membuka Peringatan 61 tahun Konferensi Asia Afrika, Minggu (17/4) pagi. Parade menunjukkan perpaduan budaya bangsa-bangsa, sipil-militer, dan orangtua hingga kaum difabel termasuk anak-anak autis.
Parade dimulai setelah pengibaran bendera negara-negara peserta KAA dan PBB di persimpangan Jalan Asia Afrika-Jalan Braga pendek menuju pusat acara di Jalan Sukarno, samping Gedung Merdeka.
Peserta parade pertama adalah pasukan berkuda dari Detasemen Kavaleri Berkuda di bawah Pusat Kesenjataan Kavaleri Kodiklat TNI AD. Setelah itu, berturut-turut tampil barisan Pramuka Kwarcab Bandung.
Lalu Museum Kids Care Community menghadirkan anak-anak yang berpakaian tradisional khas negara-negara Asia-Afrika. Ada anak berpakaian khas Asia Tenggara, Timur Tengah, India, Jepang, China, dan lainnya.
Sajian unik ditampilkan Rumah Autis dan Apresiasi Seni Kelompok Anak Juara (Askara) di mana anak-anak membaur dengan anak-anak berkebutuhan khusus.
Beberapa anak memainkan kuda unikon dengan beroda, mengenakan kostum tari merak, kostum panda, sedangkan anak-anak autis memainkan balon-balon terbang dan dadah-dadah kepada ribuan warga yang menonton di sepanjang trotoar depan Gedung Merdeka.
Sementara komunitas Picu Pacu menghadirkan anak-anak bermain sepeda kayu dan menggelindingkan ban-ban mobil yang diberi warna. Lalu Yayasan Mata Hati Indonesia mengusung tema “Peduli untuk kaum disabelitas.” Anggota yayasan ini beberapa memakai kursi roda.
Parade menarik juga ditampilkan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bandung, beberapa mahasiswa mengenakan kostum tradisional khas negara-negara Asia-Afrika. Misalnya ditunjukkan Perwakilan Mahasiswa Internasional Universitas Padjadjaran.
Ada juga mahasiswa asing yang memakai kostum tradisional Indonesia, yaitu memakai pakaian pangsi hitam berselendang sarung, yang perempuan memakai kebaya dan kain batik.
Penampilan Mahasiswa Internasional dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ada yang memakai kostum Myanmar, Thailand, dan Afrika.
Parade serupa dipamerkan Mahasiswa Universitas Pasundan, Institut Teknologi Bandung, Universitas Komputer Indonesia, Universitas Telkom, Universitas Islam Bandung, dan Daya Mahasiswa Sunda.
Untuk diketahui, Parade Budaya Asia Afrika ini melibatkan 500 relawan sahabat Museum KAA, 100 mahasiswa Internasional asal Asia dan Afrika, 1.500 penampil seni dan budaya.
Komunitas sejarah, Historia van Bandung menyajikan acara perang-perangan. Mereka berkostum tentara Belanda dan Indonesia, menyulut petasan dan membawa senjata.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak