Pengasuhan berbasis masyarakat kurangi kekerasan terhadap anak

user
Farah Fuadona 11 Maret 2016, 10:08 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat, Netty Heryawan berharap program Pengasuhan Anak Berbasis Masyarakat (PABM) akan menurunkan angka kekerasan terhadap anak yang masih tinggi.

"PABM menjadi salah satu upaya preventif dan solusi atas disfungsi orientasi keluarga karena adanya kerentanan," kata Netty, melalui rilis yang diterima Merdeka Bandung, Kamis (10/3).
 
Disebutkan, Netty menyampaikan hal itu dalam pertemuan dengan Koordinator Penyuluh Kabupaten dan Kota Se-Jabar terkait PABM di Bandung. Sebelumnya ia melaunching program PABM di Bandung Februari lalu.
 
Ia mengaku prihatinan atas angka kekerasan terhadap anak yang cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun. Hingga tahun 2015, P2TP2A Jawa Barat mengklaim telah menangani 946 orang yang menjadi korban kekerasan.
 
Kerentanan kekerasan terhadap anak menurutnya disebabkan karena pernikahan dini, perceraian, ibu bekerja sebagai buruh migran, orangtua tunggal dan pengalihan pengasuhan.
 
Ia menambahkan, kemiskinan juga yang mengakibatkan kerentanan. Sehingga terjadi kekerasan, penelantaran dan pelecehan terhadap anak.
 
“Tujuan PABM untuk membangun kesadaran di tengah masyarakat dengan memiliki kepedulian dan ikut melindungi anak dari kekerasan dan penelantaran,” katanya.
 
Dalam pelaskanaannya, program PABM dipantau Pos Penyuluhan Desa. Dengan demikian, jangkauan program tersebut menyeluruh.
 
"Dengan melindungi anak dari tindak kekerasan itu artinya kita telah menyelamatkan peradaban bangsa di masa depan," katanya.

Kredit

Bagikan