Teror bom tidak selalu terkait dengan jaringan terorisme


Bandung.merdeka.com - Persoalan terorisme masih menjadi ancaman bagi Indonesia. Seperti teror bom pada malam tahun baru di depan Rumah Dinas Wali Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Jumat (1/1) pekan lalu.
Menurut Kriminolog Unpad Yesmil Anwar, banyak isu yang menjadi latar belakang peristiwa bom tersebut. Hal ini menyulitkan polisi untuk mengungkap pelakunya.
Menurutnya, pelaku bom tidak harus selalu terkait dengan jaringan terorisme yang ada di Jawa Barat maupun Indonesia. “Tidak harus terkait sebab banyak isu yang bisa ditarik korelasinya dengan kejadian bom tersebut,” kata Yesmil, kepada Merdeka Bandung, Minggu (10/1).
Penulis buku “Kriminologi” itu mengungkapkan, bom tersebut sebagai pesan antara, tujuan utama pelaku bisa jadi bukan TV ONE maupun kepada Wali Kota Bandung mengingat lokasi bom tepat di depan Pendopo atau rumah dinas Wali Kota Bandung.
“Bom yang meledak di Bandung ini pesan yang perlu diperhatikan sebagai pesan antara. Pesan kan tidak harus langsung disampaikan ke tujuan. Ini pesan antara yang ditipkan melalui media yang tidak lain sebagai penyampai informasi. Maka diambil TV One, tapi ada rumah dinas Wali Kota Bandung di situ, waktunya bertepatan dengan tahun baru. Pesannya bahwa saya (pelaku teror) ada,” papar Yesmil.
Ia tidak mempersoalkan bom tersebut dilakukan secara iseng atau serius. Jika iseng, lanjut dia, kenapa bisa lolos dan meledak. Jika serius, tentu pelaku bom tersebut menggunakan metode tertentu yang biasa dilakukan jaringan terorisme.
Menurutnya, terorisme muncul karena adanya ketidakadilan negara. Mereka mengekspresikan diri melalui teror. Tindakan ini tentu tidak bisa dibenarkan. Hanya saja terorisme terkait dengan isu keadilan dan kesejahteraan rakyat.
“Kalau sulit ekspresikan diri maka akan terjadi hal tak pantas salah satunya bom, kekacauan, kejahatan,” kata Yesmil yang juga dosen hukum pidana Unpad.
Isu lain muncul di saat terjadinya bom adalah instabilitas, masalah HAM hingga ketidaksukaan pelaku teror terhadap polisi. Menurutnya, ada pihak tertentu yang menginginkan terjadinya instabilitas di Jawa Barat.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak