Ciri-ciri minuman keras oplosan


Bandung.merdeka.com - Minuman keras (miras) oplosan masih menjadi kasus penyebab kematian massal di Jawa Barat. Kasus miras oplosan terbaru terjadi di Sumedang.
Direktorat Reserse Narkoba Polda Jawa Barat mencatat sepanjang 2015 ada 52 korban tewas akibat menenggak miras oplosan. Sedangkan tahun 2014 sebanyak 81 orang.
Meski jumlah korban miras oplosan tahun ini menurun, polisi tetap mewaspadai peredaran miras oplosan. Misalnya Polrestabes Bandung menyita 4.903 botol minuman keras ilegal dan 50 jerigen ciu/tuak selama sepekan Operasi Lilin Lodaya 2015.
Kasat Narkoba Polrestabes Bandung, Kompol Hermanto, mengatakan di antara miras yang disita terdapat miras oplosan yang memiliki kandungan berbahaya bagi tubuh.
Miras oplosan biasanya dibuat dari minuman keras bermerek atau minuman tradisional jenis ciu atau tuak. Minuman tersebut dicampur dengan bahan-bahan bukan untuk dikonsumsi seperti obat nyamuk, alkohol jenis methanol yang bukan untuk dikonsumsi tubuh.
Dari yang disita Polrestabes Bandung, kata Hermanto, miras oplosan tersebut banyak yang dicampur obat nyamuk dan alkohol methanol.
“Dari keterangan korban yang meninggal di Sumedang, kandungannya tuak/ciu, alkohol, Autan, dan macam-macam bahan yang bisa menewaskan. Begitu orang minum langsung mati,” kata Hermanto.
Ciri miras oplosan, lanjut dia, biasanya dijual dalam kemasan plastik atau botol plastik bekas minuman mineral.
Ia mengimbau masyarakat agar jangan tergoda membeli miras oplosan dengan iming-iming harga murah. Sebab, taruhannya bukan hanya kesehatan, tetapi nyawa.
Bagi masyarakat yang biasa mengonsumsi minuman keras, disarankan membeli minuman keras bermerek yang dijual di tempat penjualan minuman yang sudah mengantongi izin dari pemerintah daerah.
“Kalau yang bermerek yang ada izinnya, silakan saja,” katanya.
Sedangkan warna miras oplosan yang disita Polrestabes Bandung terdiri dari beberapa warna, di antaranya kuning kecoklatan dan merah seperti sirup.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak