Empat wilayah di Bandung Raya harus duduk bersama kaji persoalan banjir

user
Endang Saputra 27 April 2018, 15:08 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Persoalan banjir di Kota Bandung masih menjadi masalah yang belum dapat dituntaskan hingga saat ini. Peristiwa banjir yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir cenderung membawa dampak kerusakan yang cukup besar, terutama pasca banjir bandang yang terjadi di Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalati, pada 23 Maret lalu. Tingginya debit air Sungai Cipamokolan membuat air bercampur lumpur meluap ke pemukiman warga. Bahkan satu unit mobil hilang terbawa arus sungai dan ditemukan sejauh 5 km dari lokasi awal.

Calon Wakil Wali Kota Bandung Chairul Yaqin Hidayat, mengatakan bahwa peristiwa banjir yang melanda Kota Bandung dalam beberapa waktu terakhir tidak bisa dianggap sepele. Menurutnya banjir yang berdampak hingga menghanyutkan kendaraan merupakan peristiwa yang baru terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun terkahir.

"Jadi artinya kalau Bandung itu dari dulu ada hujan ada banjir, memang ada dari dulu juga banjir, tetapi kalau ada mobil 'palid' (hanyut) itu baru terjadi sekarang," ujar pria yang akrab disapa Ruli ini kepada wartawan seusai meninjau lokasi bekas banjir di Kelurahan Jatihandap, Jumat (28/4).

Menurut Ruli, sudah saatnya saat ini pemerintahan di wilayah Bandung Raya yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Kabupaten Bandung dan Cimahi duduk bersama untuk melakukan kajian terkait persoalan banjir yang selama ini terjadi. Sebab wilayah cekungan Bandung berada di empat wilayah tersebut.

"Jangan, sudah datang musim hujan dan banjir baru kita ngeluh gitu. Jadi kita harus duduk bareng di pimpin oleh provinsi. Kita serius membicarakan tentang kawasan kita bersama. Lepaskan egosentris Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Cimahi. Kita benahi bagaimana caranya, jangan masing-masing mikir caranya sendiri, karena soal banjir ini kan soal kiriman jangan juga kita saling menyalahkan bahwa Bandung-lah yang engga bisa, banyak ahli tetapi kok enggak bisa mikir ya, tetapi kan juga ini harus ada kolaborasi di antara semua daerah yang ada di sekitar bandung," papar Ruli.

Gelaran Pilkada serentak tahun lanjut Ruli harus menjadi momentum bagi para kepala daerah baru untuk membenahi persoalan banjir. Dengan hadirnya pemimpin baru, diharapkan membuka lembaran baru untuk menuntaskan persoalan banjir yang terjadi.

"Mumpung pilkadanya serentak ya provinsi punya gubernur baru, semangatnya soalnya lembaran baru buat semua, saya kira itu. Kasian warga," katanya.

Disinggung terkait program yang digagas Ruli jika diberi amanah memimpin Bandung, Ruli kembali mengatakan bahwa hal pertama yang harus dilakukan yakni membangun kemitraan dengan wilayah penyangga Bandung. Menurutnya program apapun tidak akan mempu menuntaskan banjir jika tidak berkolaborasi dengan daerah lain.

"Kalau kota tidak berkolaborasi dengan semua stakeholder bisa jadi cuma tambal sulam nanti rusak lagi. Kita kan pengennya tuntas ya menyembuhkan penyakit itu enggak bisa dari tengah tetapi dari atas sampai bawah, ditemukan sumber penyakitnya apa, obatnya apa," katanya.

Kredit

Bagikan