Persoalan pemukiman padat, pasangan Nurul-Ruli gagas program 'Balik Bandung'
Bandung.merdeka.com - Pemukiman padat penduduk masih banyak dijumpai di Kota Bandung. Tidak hanya soal infrastruktur, kawasan pemukimam padat penduduk menyimpan persoalan mendasar bagi warganya yakni soal ekonomi.
Hal itu disampaikan Calon Wali Kota nomor urut 1, Nurul Arifin saat berkampanye di RW 16, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Bandung Wetan, Selasa (10/4).
"Kalau saya sih melihat ini potensinya terutama di wilayah padat, terutama dari pemerintah harus diberdayakan pendidikan dan ekonominya," ujar Nurul kepada wartawan di lokasi.
Menurut dia, salah satu upaya yang harus dilakukan yakni anak-anak usia belajar harus sekolah. Mereka harus mengenyam bangku pendidikan.
"Anak-anak usia belajar ya harus sekolah. Jangan sampai daerah padat penduduk itu potensi untuk terjadi konflik cukup tinggi, sering-sering memberikan advokasi juga kepada mereka," kata dia.
Adapun untuk dari sisi ekonomi, pemerintah harus memberdayakan warga secara ekonomi. Salah satunya dengan meningkatkan skill warga.
"Kompetensinya dalam setiap kelompok atau sendiri itu pemberdayaan ekonomi, akan kita tawarkan jasa ekonomi kreatif. Kalau mereka belum punya skill dari yang unskill menjadi skillfull, sesuai dengan kemampuannya apa. Yang paling penting adalah modal dan kemana marketnya dan itu infrastrukturnya sudah kita persiapkan," ungkapnya.
Nurul menyebut salah satu program yang digagas oleh pasangan Nurul-Ruli yakni lewat program 'Balik Bandung'. Melalui program ini kata Nurul, warga yang membutuhkan modal akan mendapat investasi dari warga lain yang telah mapan. Sementara pemerintah bertindak sebagai fasilitator untuk mempertemukan dan menjamin setiap kegiatan investasi hingga membantu promosi.
"Dalam prgram balik bandung ingin mengakomodir semua tenaga-tenaga yang potensial, termasuk pemasarannya," katanya.