Disalip pasangan 2DM, Emil: Survei Litbang Kompas jadi penyemangat tuk kerja keras
Bandung.merdeka.com - Litbang Kompas merilis survei terkait tingkat elektabilitas pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur di Pilgub Jawa Barat 2018. Dari hasil tersebut menempatkan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi(2DM) sebagai peraih elektabilitas tertinggi dengan 42,8 persen suara. Sementara itu, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) yang dalam sejumlah survei selalu menempati posisi pertama, kini berada di posisi kedua dengan 39,9 persen suara.
Menanggapi hasil survei tersebut, Ridwan Kamil menyatakan, bahwa hal tersebut menjadi penyemangat pasangan Rindu untuk terus bekerja keras. Pria yang akrab disapa Emil ini pun mengaku akan terus melakukan konsolidasi dengan partai pendukungnya yakni Nasdem, Hanura, PPP dan PKB.
"Hasil survei itu sebagai pengingat untuk terus berkonsolidasi, dengan partai koalisi pengusung dan relawan," ujar Emil melalui siaran pers yang diterima, Rabu (14/3).
Diakui Emil, sejak pra penetapan hingga sekarang, dia belum melakukan sosialisasi di Bandung, tetapi lebih banyak blusukan ke daerah.
"Pergerakan Rindu tidak hanya di Bandung Raya, karena kami harus bergerak ke semua lini daerah di Jabar untuk sosialisasikan program-progam Rindu," kata dia.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan RINDU Saan Mustopa, mengatakan hasil survei itu harus dijadikan penyemangat bagi tim Rindu untuk bekerja lebih keras lagi dan meningkatkan soliditas. Mesin partai pengusung Rindu juga harus bekerja lebih maksimal.
"Sebab partai punya struktur sampai di tingkat bawah," ucap Saan.
Kalau melihat hari ini, lanjut Saan, kekuatan Rindu ada di perkotaan dan kaum milenial yang sudah digarap oleh Emil. Tetapi, pasangan Rindu belum berhasil menguasai pemilih tradisional di pedesaan. Untuk itu, tantangannya adalah bagaimana RINDU mampu menguasai pemilih tradisional di pedesaan.
"Peran Kang Uu harus dimaksimalkan untuk meraih dukungan pemilih di pedesaan," ujarnya.
Saan juga merekomendasikan ke depan, model kampanye RINDU harus lebih masif, terstruktur dan mendekatkan paslon ke pemilih.
"Misalnya struktur partai dan konstituen diajak ngobrol dan menginap di rumah tokoh atau warga. Dampaknya pasti rame ketika tahu ada Kang Emil nginap di rumah warga di desa itu," ungkapnya.
Seperri diketahui, Survei Litbang Kompas menempatkan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi sebagai peraih elektabilitas tertinggi. Kombinasi dua tokoh di Jawa Barat itu meraih 42,8 persen suara. Sementara itu, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum menguntit di belakangnya dengan 39,9 persen suara.
Kemudian, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu meraih 7,8 persen suara disusul pasangan TB Hasanudin-Anton Charliyan dengan 3,1 persen suara. Dalam survei tersebut, sebanyak 6,4 persen suara masih belum menentukan pilihan.
Survei tersebut digelar dari tanggal 19 Februari hingga 4 Maret 2018 dengan cara tatap muka dengan jumlah 800 orang responden berusia minimal 17 tahun secara acak. Metode yang digunakan adalah pencuplikan proporsional bertingkat didasarkan pada jumlah penduduk di setiap kabupaten atau kota di Jawa Barat.