Kampung kumuh di Bandung akan dipercantik jadi rumah deret


Bandung.merdeka.com - Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Pertanahan dan Pertamanan (DPKP3) Kota Bandung Arief Prasetya menegaskan bahwa rencana Pemkot Bandung membangun rumah deret yang terletak di RW 11 Kelurahan Taman Sari Kecamatan Bandung Wetan, untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Sehingga Pemerintah perlu menata kembali menjadi lahan yang lebih efektif dan lebih sehat dan berfungsi secara sosial oleh masyarakat.
Hal ini disamaaikan Arief menyusul adanya penolakan dari warga terkait pembangunan rumah deret Tamansari. "Jalan keluarnya yaitu membangun rumah deret. Pembangunan ini berbeda dengan rumah susun atau apartemen, rumah deret ini merupakan suatu pembangunan unit rumah yang mengikuti kontur dan budaya kesundaan di Kota Bandung," ujar Arief kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Selasa (24/10).
Arief menyebut, data di RW 11 terdapat 90 inti rumah kumuh yang perlu diperbaiki, dan terdapat juga 160 kepala keluarga. Jika dibanding dengan unit rumah dan jumlah kepala keluarga, dalam satu unit rumah diisi oleh beberapa keluarga, hal tersebut tidak baik jika digunakan untuk tempat tinggal.
"Saat ini sedang kami lakukan mengukur maupun merinci nilai bangunan rumah. Sekarang juga kami lakukan penghitungan dengan maksud agar segera bisa dibangun," katanya.
Menurut Arief, dalam program pembangunan rumah deret tersebut mengusung konsep membangun tanpa menggusur. "Kami tegaskan tidak menggusur. Jadi selama pembangunan dari 160 kepala keluarga yang mempunyai 90 rumah ini, kami akan menyewakan rumah. Tapi kalau ada yang ingin berpindah sementara ke rusun Rancacili, kami siapkan. Sewa ini adalah sewa yang kami bayarkan kepada pemilik rumah yang disewa, jadi tidak kepada masyarakat," ucapnya.
Lebih lanjut Arief mengatakan, untuk biaya sewa tertinggi yakni sebesar Rp 26 juta. Penyewaan tersebut dilakukan selama satu tahun, meskipun rencana pembangunan rumah deret taman Sari rampung dalam waktu 6 bulan.
"Maksudnya agar mereka saat pindah ke rumah deret, mungkin bisa beradaptasi seperti pengguna barang yang terpakai saja, karena unit rumah serta ini ada dua tipe yaitu 33 dan 39. Jadi pengguna barang barang untuk mengisi rumah ini terbatas," ungkapnya.
Menurut Arief, dari 90 rumah, baru 65 yang siap akan dieksekusi. Menurutnya, dengan sering diberikan sosialisasi diharapkan seluruh rumah bisa dieksekusi dan dimulai.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak