Kirmir di Bandung banyak yang rusak

user
Muhammad Hasits 07 Maret 2017, 14:08 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Kasi Pemeliharaan dan Drainase Pangendalian SDA Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Deni Saputra menyebut kondisi kirmir di Kota Bandung banyak yang rawan ambrol. Hal ini disebabkan usia kirmir yang tergolong tua dan merupakan warisan Belanda.

"Faktornya semua rata-rata karena usia kirmirnya. Usianya ratusan tahun. Banyak yang sudah retak-retak juga," ujar Deni kepasa wartawan saat acara Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Selasa (7/2).

Menurut Deni, kondisi ini diperparah dengan berdirinya bangunan yang berdiri di sepanjang bantaran sungai. Berdasarkan catatan Dinas Pekerjaan Umum, hampir 80 persen dari 46 sungai di Kota Bandung telah berdiri bangunan yang didirikan di atas kirmir.

"Rata-rata kirmirnya berada di bawah rumah. Ini kan berbahaya karena rumahnya bisa kebawa ambrol," katanya.

Deni menjelaskan, pada bulan Maret ini saja tercatat ada lima kejadian kirmir ambrol. Lima kejadian tersebut terjadi di bantaran Sungai Cikapundung (Jalan Malabar, Sungai Citiis (Buah Batu), Sungai Cibeureum (Gempol Sari), Sungai Cibeureum (pintu masuk BPKP).

"Ada sejumlah titik yang berpotensi ambrol. Seperti di Malabar terancam bahkan lebih dari 10 keluarga. Apalagi Citepus dan Cilentah," ucapnya.

Mengantisipasi ambrolnya kirmir, pihaknya meminta aparat kewilayahan untuk menyosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak tinggal di bantaran sungai. Menurut Deni, pada tahun 2016 saja ada 40 kirmir yang ambrol.

"Jalan satu-satunya harus dievakuasi, harus pindah. Kewilayahan harus sosialisasi dulu kepada masyarakat dan memberikan fasilitas penggantinya. Mereka harus merelakan tanah tanahnya fasos fasum, karena  garis sempadan sungai tidak punya sertifikat tanah dan dipastikan itu berdiri di tanah negara," ungkapnya.

Deni menyayangkan anggaran untuk perbaikan kirmir pada tahun ini turun hingga 50 persen. Menurut dia, anggaran untuk tahun ini difokuskan pembangunan danau retensi.

"Anggaran kemarin saja Rp 14 miliar untuk membetulkan. Namun untuk anggaran tahun ini turun 50 persen karena anggarannya akan digunakan untuk pembangunan danau retensi," ujarnya.

Kredit

Bagikan